Ekonomi Terancam, Siapkan Dana Darurat

Ekonomi Terancam, Siapkan Dana Darurat
Bandara Sendai. Foto: Reuters/Kyodo
Menurut Yamamoto, sejauh ini memang belum diketahui secara pasti skala kerusakan akibat gempa dan tsunami. "Tetapi, mempertimbangkan apa yang terjadi setelah gempa di Kobe, gempa kali ini akan mendorong pemerintah untuk menyusun anggaran darurat. Kami perkirakan konsumsi akan merosot. Ini akan berdampak pada penurunan PDB sementara waktu," hitungnya.

Karena tingkat suku bunga di Jepang mendekati nol persen, para analis menilai bahwa bank sentral dan pemerintah tidak memiliki banyak opsi selain menginjeksikan banyak dana ke ekonomi. "Tingkat kerusakan akibat gempa dan tsunami memang sulit diperkirakan. Tetapi, sepertinya bisa menghancurkan ekonomi di utara Jepang," kata Tsutomu Yamada, analis pasar pada Kabu.com Securities. "Pemerintah harus bertindak cepat untuk mengumumkan paket dukungan. Bank sentral juga harus menyuntikkan lebih banyak dana segar ke pasar," lanjutnya.

Pada 1995, gempa dahsyat yang menghancurkan Kota Kobe merenggut ribuan jiwa warga. Gempa saat itu juga mengakibatkan kerugian sekitar USD 100 miliar (sekitar Rp 900 triliun). Untungnya, produksi industri dan pasar finansial bisa pulih dengan cepat. "Pemerintah bakal harus menjual lebih banyak obligasi. Ini memang keadaan darurat sehingga tidak dapat dihindari," tutur Yamamoto.

Gempa kemarin berdampak pada sektor energi di Jepang. Hokuriku Electric Co. menyatakan bahwa semua di antara tiga reaktor  milik mereka yang ada di dekat pembangkit nuklir Onagawa ditutup secara otomatis. Tetapi, dipastikan tidak terjadi kebocoran radioaktif.

GEMPA dahsyat dan tsunami yang mengguncang Jepang kemarin dipastikan bakal berdampak besar pada perekonomian Negeri Matahari Terbit tersebut. Jalan-jalan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News