Ekonomi Tertinggal, Jokowi Minta Fintech Dibangkitkan Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan setiap fasilitas keuangan menggunakan sistem financial technologi (fintech) atau digitalisasi keuangan.
Menurut dia, hal itu bisa meningkatkan inklusi keuangan Indonesia yang sejauh ini tertinggal dibanding negara-negara lain di Asean.
"Negara kita kepulauan sehingga perlu layanan keuangan digital berbasis internet," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas dengan sejumlah menteri di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (28/1).
Presiden Jokowi menerangkan, penetrasi pengguna internet relatif tinggi, yaitu 64,8 persen atau kurang lebih 170 juta orang dari total penduduk Indonesia.
Oleh karena itu, fintech bisa menjadi alternatif pembiayaan mudah, cepat dan tercatat.
"Outstanding pinjaman kredit fintech mencapai Rp 12,18 triliun atau meningkat 141 persen di November 2019," kata dia.
Lebih lanjut, terang Jokowi, pengembangan layanan keuangan digital terkait dengan nilai literasi keuangan Indonesia meningkat.
Meski begitu, peningkatan dari 29, 7 persen di 2016 menjadi 38,03 persen di 2019, nilai literasi keuangan Indonesia masih rendah
Fintech bisa meningkatkan inklusi keuangan Indonesia yang sejauh ini tertinggal dibanding negara lain.
- AdaKami Menutup 2024 dengan Dampak Nyata untuk Ekonomi Nasional
- UT Gandeng 2C2P Tingkatkan Akses Pendidikan Melalui Teknologi Fintech
- PrismaLink & UNDIRA Kolaborasi Mempermudah Akses Pembayaran Mahasiswa
- Sinergi Privy, AFTECH dan AFPI untuk Perkuat Keamanan Fintech Nasional
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan