Eks Anggota Tim Mawar Menilai Pilkada Bisa Ciptakan Politik Dinasti
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) Fauka Noor Farid menanggapi isu politik di tanah air menjelang Pilkada 2024.
Dia menjelaskan pilkada awalnya ditujukan agar masyarakat mendapatkan sosok pemimpin yang berkompeten, bisa menyejahterakan masyarakat, dan pemerataan pembangunan.
Namun, menurut eks anggota Tim Mawar Kopassus itu, pelaksanaan pilkada yang ada sekarang justru lebih banyak merugikan masyarakat sehingga lebih tepat dihapuskan.
Dia menilai pilkada justru diselewengkan untuk menciptakan politik dinasti bagi satu kelompok saja.
"Hari ini ayahnya, besok anak atau istrinya. Banyak ada celah dalam pelaksanaan pilkada ini yang justru menciptakan politik dinasti," kata Fauka di Jakarta Timur, Jumat (19/7).
Bukan tanpa sebab, ketika Pilkada berlangsung pihak yang paling diuntungkan adalah pemangku jabatan sebelumnya yang mengetahui seluk beluk pemerintahan.
Sedari proses perizinan melakukan kampanye pada aset pemerintah daerah yang dimudahkan, domplengan popularitas agar dikenal masyarakat, hingga pengaruh relasi kuasa.
Dia menjelaskan masyarakat yang konon memiliki pilihan menentukan pemimpin justru dipaksa untuk memilih sosok tertentu karena pengaruh kekuasaan dari kepala daerah sebelumnya.
Mantan anggota Tim Mawar Kopassus Fauka Noor Farid menilai pilkada justru diselewengkan untuk menciptakan politik dinasti bagi satu kelompok saja.
- Pilkada Morowali, Taslim dan Asgar Ali Yakin Menang di Atas 40 Persen Suara
- Janji Kaesang kepada Rakyat Papua Barat Daya: ARUS Jaga Amanah dan Tidak Korupsi
- Jika Terpilih, Ridwan Kamil Berjanji Membereskan Masalah Kampung Bayam
- Tak Ingin Kecolongan, KPU Batang Petakan TPS Rawan Bencana
- Survei WRC: Dendi-Alif Kalahkan 2 Rivalnya di Pilbub Kukar
- Eks Napiter Qomar Kuntadi Harap Pilkada 2024 Aman dan Damai