Eks Bos CIA Sebut Insiden Benghazi Murni Aksi Teroris
Tapi, Tak Tahu Dua Grup Militan Jadi Ekstremis di Laporan
Minggu, 18 November 2012 – 09:19 WIB
"Kata ekstremis dipakai untuk mengubah nama dua kelompok militan yang diduga mendalangi insiden tersebut. Sebab, dalam laporan intelijen, kita harus sangat berhati-hati soal tuduhan," bebernya.
Secara terpisah, King menjelaskan bahwa mekanisme peninjauan dan pengeditan laporan awal CIA itu perlu dijelaskan lebih rinci. Jika memang isi laporan itu berubah, soal nama kelompok militan yang diduga terlibat, politikus dari Partai Republik tersebut menuntut adanya penyelidikan untuk mengetahui lembaga atau oknum yang mengubah.
"Jelas ada pihak yang mengubahnya. Kita harus tahu siapa dan alasannya," tegas King.
Dalam kesempatan itu, King menyebut bahwa Petraeus pernah memberikan kesaksian yang berbeda soal Insiden Benghazi. Pada 14 September lalu, di hadapan Komite Intelijen DPR, Petraeus tidak yakin apakah serangan yang menewaskan Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens dan tiga staf diplomatik lainnya itu adalah ulah teroris.
WASHINGTON - Mantan Direktur CIA (badan intelijen AS) David Howell Petraeus, 60, bersaksi di depan Komite Intelijen DPR (House of Representatives)
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Batal Bertemu, PM Malaysia Ungkap Kondisi Kesehatan Prabowo
- Momen Erdogan Walk Out saat Presiden Prabowo Berpidato dalam Forum KTT D-8
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan