Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Penelitian menunjukkan strategi pengurangan risiko tembakau atau tobacco harm reduction (THR) memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan seseorang untuk berhenti merokok.
Hal itu diungkapkan eks Direktur Penelitian, Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Prof. Tikki Pangestu.
Dia menyebutkan pendekatan ini menawarkan pemanfaatan produk-produk alternatif yang rendah risiko kesehatan dikarenakan tidak adanya proses pembakaran, seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, bagi perokok aktif untuk menghentikan kebiasaannya.
Namun, dia menjelaskan adopsi strategi ini masih mengalami banyak hambatan, sehingga berpengaruh terhadap penurunan prevalensi merokok di Indonesia.
“Produk tembakau alternatif ini tidak digunakan secara luas untuk mengatasi epidemi merokok yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia. Hal itu benar-benar memengaruhi saya sebagai seorang ilmuwan. Mengapa para pembuat kebijakan, WHO, mengabaikan begitu saja bukti yang saya yakini sangat kuat bahwa produk ini benar-benar dapat menyelamatkan nyawa,” kata Prof. Tikki dalam keterangannya, Senin (14/4).
Menurutnya, ada tiga faktor utama yang menjadi penghambat utama dalam penerapan pengurangan risiko tembakau sehingga berdampak dalam upaya menurunkan prevalensi merokok di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Pertama ialah kuatnya lobi dari kelompok pengendalian antitembakau yang memiliki sumber daya besar dan pendanaan kuat.
"Kelompok tersebut sangat menentang pendekatan pengurangan risiko tembakau dan cenderung mengedepankan kebijakan yang berfokus pada larangan dan pembatasan, tanpa mempertimbangkan perlindungan kesehatan bagi perokok yang ingin beralih ke produk lebih rendah risiko," ungkapnya.
Mantan Direktur Riset WHO Tikki Pangestu menyatakan berbagai penelitian menunjukkan bahwa strategi pengurangan risiko tembakau memiliki pengaruh signifikan
- Pertama di Indonesia, JEC Hadirkan One-Stop Service Kesehatan Mata Anak
- Siloam Hospitals Group Berjaya di Ajang Healthcare Asia Awards 2025
- Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Penting Dilakukan
- Bea Cukai Malang Ajak Satlinmas dan Masyarakat Gempur Rokok Ilegal Lewat Kegiatan Ini
- Stem Cell Berstandar Global Kini Bisa Diakses di Indonesia
- Gubernur Herman Deru Tekankan Penyaluran Bangubsus untuk Pembangunan Infrastruktur