Eks Gafatar: Orang Dayak Justru Melindungi Kami
jpnn.com - PARA pengungsi eks Gafatar asal Jawa Timur sudah tiba di Surabaya, kemarin. Sebagian besar dari mereka kini tidak punya rumah untuk pulang.
Rumah mereka di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dibakar habis beserta harta benda. Sedang rumah mereka di Jawa telah dijual untuk pindah ke Kalimantan.
Eks Gafatar Asal Gresik, Fathul Khoir Ham mengaku sudah tidak memiliki harta benda. Dia mengungsi bersama istri dan anaknya yang baru berusia 3 bulan. Tidak ada harta tersisa. Hanya tas ransel berisi baju dan uang tunai senilai Rp 17 ribu.
“Harta di Gresik sudah kami jual untuk biaya pindah kesana. Kami tidak tahu setelah ini akan kemana. Kami menggantungkan harapan ke pemerintah,” ujar sarjana S1 Tarbiah IAII Ibrahimi Situbondo ini.
Fathhul membenarkan bila dirinya berangkat ke Kalimantan dengan bergabung Gafatar. Namun dia menegaskan bila Gafatar telah dibubarkan sejak Agustus 2015. Dia menganggap pandangan masyarakat keliru terhadap Gafatar.
“Gafatar itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan agama. Karena kami tidak hanya beragama Islam. Ada yang Kristen, Hindu atau Budha,” kata mantan pegawai leasing ini.
Menurutnya masyarakat telah termakan opini media yang banyak menyebutkan Gafatar tidak melakukan solat dan puasa. Ataupun Gafatar merupakan aliran yang dipimpin oleh Ahmad Musadeq yang mengaku sebagai nabi baru.
”Memang Musadeq menjadi guru spiritual kami. Tapi dia kan sudah tobat dan jangan mengungkit masa lalu. Kalau ada yang bilang kami tidak solat, buat apa dibangun Musholah di sana. Bahkan tidak ada seorang dari kami yang merokok,” katanya.
PARA pengungsi eks Gafatar asal Jawa Timur sudah tiba di Surabaya, kemarin. Sebagian besar dari mereka kini tidak punya rumah untuk pulang. Rumah
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara