Eks Gafatar Tak Punya Tempat Tinggal dan Keluarga, Tanggung Jawab Siapa?
jpnn.com - KEDATANGAN eks Gafatar susulan di Bandara Juanda, Surabaya, Minggu (24/1) lalu terbagi dalam dua gelombang. Pertama, 185 orang mendarat pukul 17.27 dengan menggunakan Lion Air JT2839. Jadwal tersebut molor dari rencana tiba pukul 16.50. Ratusan penumpang tersebut terdiri atas 169 orang dewasa dan 16 bayi.
Kedatangan kedua dijadwalkan menggunakan maskapai serupa dengan penerbangan JT2837. Jika sesuai rencana, pesawat tersebut mendarat pukul 23.35 tadi malam.
Sementara itu, hingga kemarin, Pemkot Surabaya seolah belum siap mengambil warganya. Bahkan, beberapa pejabat pemkot di Transito kemarin masih bernegosiasi agar warganya tetap ditampung di Transito.
Namun, Pemprov Jawa Timur tidak bisa menampung lebih lama. Pemkot diminta segera mengambil warganya. ''Paling lambat besok sore (hari ini, Red) harus diambil,'' kata Kepala Disnakertransduk Pemprov Jatim Sukardo kemarin (24/1).
Asisten I Sekkota Pemkot Surabaya Yayuk Eko Agustin mengatakan, pemkot masih melakukan pembahasan dengan pemprov terkait dengan kepulangan warganya. Sebab, mereka dianggap masih memerlukan pembinaan di Transito. ''Kami masih koordinasi."
Rencananya pemkot langsung memulangkan pengungsi asal Surabaya ke keluarga masing-masing. Namun, itu hanya sebagian. Sisanya masih harus menunggu di Transito. Tetapi, jika Transito tidak lagi bisa menampung warga Surabaya, pemkot harus mencarikan tempat transit lainnya.
Kebijakan pembinaan ulang atau pemulangan ke keluarganya merupakan kewenangan pemda. Pemprov hanya memfasilitasi hingga tahap transit di Asrama Transito. Termasuk, warga yang sudah tidak memiliki tempat tinggal dan kerabat menjadi tanggung jawab pemda asalnya. (ant/sep/sal/uzi/agm)
KEDATANGAN eks Gafatar susulan di Bandara Juanda, Surabaya, Minggu (24/1) lalu terbagi dalam dua gelombang. Pertama, 185 orang mendarat pukul
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gibran Cek Lokasi Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi
- Istri Kapolri Tinjau Penyaluran Air Bersih Untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Pengusaha Muda Harus Siap Menghadapi Perubahan Jakarta Menuju Kota Global
- Menyerap Aspirasi demi Melahirkan Kekuatan Baru Ekonomi Kreatif
- Pernyataan Meutya Hafid soal Mata Pelaran Coding Masuk ke Kurikulum SD-SMP, Simak
- Irjen Aan Suhanan Ungkap Fakta Terbaru Soal Kecelakaan di Tol Cipularang