Eks Kapolres Malang Mengaku Tak di Dalam Stadion Saat Tragedi Kanjuruhan

“Dijawab oleh Kabag Ops bahwa kondisi di dalam stadion dalam proses pencairan,” ujarnya.
Sayangnya, dirinya tak menanyakan lebih lanjut maksud jawaban tersebut.
Dia hanya fokus melakukan evakuasi dengan cepat karena korban banyak berjatuhan di pintu 13.
“Saat itu saya tidak mengetahui pasti penyebab banyak korban berjatuhan,” lanjutnya.
Di sela melakukan evakuasi, dirinya kemudian menanyakan kepada Wakapolresta Malang dan mendapati bahwa memang tembakan gas air mata dipicu adanya salah satu suporter yang turun ke lapangan.
“Ada satu penonton yang turun ke lapangan, mengajak penonton lain untuk ikut. Awalnya memeluk pemain hingga terjadi aksi dorong-dorongan,” ucapnya.
Melihat situasi rusuh dan tak kondusif, kemudian anggota brimob dan anggota samapta mengambil tindakan dengan menembakan gas air mata.
“Informasi itu ditegaskan oleh Komandan Brimob AKBP Agus Waluyo bahwa di dalam terjadi rusuh dan tembakan gas air mata,” katanya.
Mantan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengaku tidak memerintahkan menembakkan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan.
- RS Persada Angkat Bicara soal Kasus Dokter AYP Melecehkan Pasien, Dukung Proses Hukum
- Usut Dugaan Pelecehan Oknum Dokter di Malang, Polisi Kumpulkan Alat Bukti
- Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter di Malang
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban
- Ulah Oknum Dokter di Malang Ini Agak Lain, Minta Pasien Melepas Baju, Korban Trauma!
- Gempa M 4,5 Guncang Malang, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami