Eks KKO: Ada Sayatan Melingkar di Leher Jenderal Ahmad Yani
Ketika kondisi semakin kondusif, Vence pun kembali ke aktivitasnya sebagai anggota KKO. Dia pun tak pernah menceritakan apa pun tentang kejadian yang pernah dialaminya kepada orang lain. Karena kondisi saat itu tengah diupayakan untuk kondusif.
Pernah dirinya dipanggil ke Istana untuk memperoleh Bintang Kartika Eka Paksi dari TNI Angkatan Darat.
Setelah itu, kondisi kembali normal hingga sekitar tahun 2015, Presiden Jokowi memanggil dirinya dan kedua temannya yaitu Kopral Sugimin dan Kopral Samuri sebagai saksi sejarah pengangkutan jenazah jenderal di Lubang Buaya.
“Dulu kita sering datang ikut upacara di Lubang Buaya, tapi kemudian tidak pernah lagi. Baru setelah Presiden Jokowi, saya dipanggil lagi. Tahun ini saya juga ke sana lagi,” ujar pria yang pernah ikut menumpas pemberontakan DI-TII itu.
Vence pun sempat memberikan pandangannya terkait kondisi saat ini yang banyak terjadi perdebatan terkait PKI. Dia mengatakan, kondisi saat itu memang benar-benar kacau. Masa-masa itu merupakan salah satu sejarah yang cukup kelam bagi masyarakat Indonesia.
Vence juga sangat setuju jika film G 30 S/PKI kembali diputar. Karena menurutnya, sekelam apa pun sejarah, tetap harus diungkapkan.
”Menurut saya, sejarah baik atau buruk tetap harus disampaikan. Meskipun itu bisa dibilang sejarah yang jahat. Supaya generasi kita bisa belajar. Saya mendukung kalau film itu diputar. Saya juga baru kali ini bisa menceritakan pengalaman saya kepada media dan ke mana-mana. Mumpung saya masih hidup, saya bisa menceritakan, bagaimana sebenarnya kisah Gestapu itu terjadi,” pungkasnya.(bay/c1)
Baru bisa masuk ke Lubang Buaya saat Soeharto datang. Saat jasad Jenderal Ahmad Yani diangkat, semuanya langsung bereaksi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi