Eks Mendag Lutfi Cerita Kisah Sukses Hilirisasi Indonesia, China-Eropa Sempat Ketar-ketir

jpnn.com, JAKARTA - Eks Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menceritakan kisah suskes hilirisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia, hingga membuat negara-negara maju ketar ketir.
Lutfi menyebutkan bahwa hilirisasi terbukti mampu meningkatkan nilai tambah ekspor nonmigas Indonesia.
Bahkan, Indonesia sempat dicekal oleh Eropa dan China karena perkembangan ekspor yang begitu pesat.
Sebelum Desember 2019, kata Lutfi, Indonesia hanya mengekspor bijih atau ore nikel. Bahan mentah itu dijual ke China dengan harga 20 US Dolar per ton atau setara dengan Rp 316.460 (asumsi kurs Rp15.823 per dolar AS). Barang mentah itu lalu kembali dibeli Indonesia menjadi barang jadi.
“Ini sudah menjadi cerita dari zaman penjajahan Belanda, tidak pernah berakhir sampai Indonesia merdeka,” ujar Lutfi dalam keterangannya, Rabu (31/1).
Bukan hanya nikel, bauksit Indonesia juga digali oleh Jepang karena memiliki konsesi sejak 1980. Jepang menggali Pulau Kijang di Kepulauan Riau sampai hampir tenggelam.
Nikel dan bauksit diolah oleh negara-negara yang memiliki teknologi untuk bahan baku produk jadi, salah satunya kendaraan.
Nantinya, produk-produk tersebut bakal masuk ke Indonesia melalui impor secara lengkap dan dirakit di Indonesia atau completely knocked down (CKD).
Lutfi menceritakan kisah suskes hilirisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia, hingga membuat negara-negara maju ketar ketir.
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Ahmad Sahroni: Masih Dini untuk Bicara Pilpres
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tj Priok, Ketum INSA Bilang Begini
- Porang Jadi Andalan Baru Sidrap, Ekspornya Sampai Eropa
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Bea Cukai Dorong Potensi Daerah ke Pasar Global dengan Gencar Sosialisasi Ekspor