Eks Penyanyi Jadi Presiden Haiti
Senin, 16 Mei 2011 – 12:36 WIB
Haiti hancur lebur dan terkoyak akibat gempa berkekuatan 7,0 skala Richter (SR) pada Januari 2010. Saat itu, lebih dari 225 ribu warga tewas. Satu di antara tujuh warga Haiti kehilangan rumah dan terlunat-lunta.
Beberapa saat sebelum Martelly disumpah, listrik padam. Alhasil, gedung sementara parlemen yang menjadi tempat upacara pelantikan gelap gulita. Dibantu sorot cahaya dari kamera para wartawan, Martelly mengangkat tangan sambil menyuarakan ikrar atau sumpah. "Saya bersumpah di depan Tuhan dan bangsa ini untuk setia dan patuh pada konstitusi serta undang-undang di republik ini," katanya.
Pendahulunya, Presiden Rene Preval, lalu melepas selempang kperesidenan warna biru dan merah serta menyerahkannya kepada Martelly. Ini adalah alih kekuasaan demokratis yang pertama dalam sejarah Haiti yang selalu bergejolak.
Dalam pidatonya yang disambut aplaus dan suka cita warga, Martelly menjelaskan bahwa prioritas utamanya adalah memulihkan kepercayaan terhadap pemerintah. Dia juga berjanji memberikan perhatian kepada polisi dan otoritas kehakiman di negerinya. "Tak akan ada lagi ketidakadilan," tegasnya. "Kita akan menegakkan lagi otoritas negara. Otoritas dan keadilan harus menyinari seantero negeri ini," lanjut dia.
PORT-AU-PRINCE -- Sesaat setelah disumpah dan dilantik pada Sabtu lalu (14/5) waktu setempat atau kemarin WIB (15/5), Presiden Michel Martelly bertekad
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan