Eksistensi Perfilman Bhutan di Tengah Keterbatasan

Setahun 15 Film, Butuh Setahun untuk Promo Keliling Negeri

Eksistensi Perfilman Bhutan di Tengah Keterbatasan
Eksistensi Perfilman Bhutan di Tengah Keterbatasan
'Pembuatan film di Bhutan sama dengan perusahaan komunitas. Ada teman yang meminjami rumah (untuk syuting dan memutar film), saudara yang memberi uang, dan semua orang yang membantu setting film serta pemutaran,' ujar Killey Tshering, salah seorang calon sutradara yang menimpali.

 

Industri perfilman di Bhutan sejatinya sudah ada sejak 25 tahun lalu. Namun, pada awal-awal, perkembangannya jalan di tempat. Saat ini industri tersebut sudah mulai berkembang. Biasanya, film-film yang dibuat di negara itu merupakan kombinasi ajaran-ajaran Buddha dan Bollywood. Negara tersebut memang berbatasan langsung dengan India. Dengan demikian, film-film serta lagu-lagu Bollywood sudah sangat familier bagi penduduk Bhutan.

 

Wangyel pun adalah salah seorang pencinta film-film Bollywood. Awalnya, dia memulai karir sebagai pegawai pemerintah di Kementerian Agrikultur. Namun, karena kerap mendengar lagu dan melihat film Bollywood, Wangyel jadi kepikiran terus. Dia akhirnya memutuskan membuat film. 'Film pertama saya adalah cinta segi tiga tentang anak-anak kuliahan yang menyukai gadis yang sama,' kenangnya.

 

Tiga kawannya bermain di film yang dibuat pada 1999 tersebut. Wangyel yang menulis naskah, melakukan penyutingan, dan menyetel audio serta pencahayaan. Saat itu anggaran untuk membuat film sangat minim. Tiga temannya yang ikut bermain tadi bahkan menyumbang masing-masing USD 5 ribu (Rp 62 juta) di awal pembuatan.

 

Film menjadi sesuatu yang amat sulit dilakukan maupun dinikmati di Bhutan. Karena tidak ada bioskop resmi, sutradara harus datang ke desa-desa agar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News