Eksistensi Perfilman Bhutan di Tengah Keterbatasan

Setahun 15 Film, Butuh Setahun untuk Promo Keliling Negeri

Eksistensi Perfilman Bhutan di Tengah Keterbatasan
Eksistensi Perfilman Bhutan di Tengah Keterbatasan
Lagu-lagu yang mengiringi filmnya juga dia buat sendiri. Dia meminta para sepupunya menjadi penari cadangan. Film dengan bujet pas-pasan yang berjudul Rawa (Harapan) tersebut akhirnya berhasil diputar di bioskop Thimpu, satu-satunya bioskop di Bhutan. Dia ingat betul saat itu bioskopnya sedang direnovasi.

 

Ketika membuat film kedua, Wangyel menyadari satu hal. Membuat film itu tantangan, sedangkan mendistribusikan film merupakan siksaan tersendiri. Mereka harus membawa generator, bahan bakar, serta peralatan pemutaran film dari desa ke desa. Bahkan, kini setelah dia membuat 40 judul film, pemutaran masih menjadi tantangan tersendiri baginya.

 

Lamanya distribusi film itu membuat para penonton tidak sabar menunggu giliran untuk dikunjungi. Mereka akhirnya memilih menonton edisi bajakannya. Meski begitu, Wangyel menegaskan bahwa industri perfilman di Bhutan telah berkembang pesat. 'Sepuluh tahun lalu, dalam setahun, hanya mampu memproduksi tiga film. Kini, dalam setahun, ada 15 film yang beredar,' ungkapnya. (AFP/sha/c20/tia)

Film menjadi sesuatu yang amat sulit dilakukan maupun dinikmati di Bhutan. Karena tidak ada bioskop resmi, sutradara harus datang ke desa-desa agar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News