Ekspansi Tambang Ditolak Demi Kepiting
Masyarakat Pulau Christmas bisa menghadapi kehilangan ratusan pekerjaan setelah usulan untuk memperluas tambang fosfat di pulau itu mental kembali karena kekhawatiran dampaknya terhadap satwa liar di pulau itu, termasuk kepiting merah yang terkenal di dunia.
Phosphate Resources Limited telah menambang di pulau di Samudera Hindia itu selama lebih dari 100 tahun, tetapi mengklaim mereka perlu membersihkan lebih banyak tanah mahkota untuk mengakses deposit baru agar operasi tetap berjalan.
Dengan ekspansi, perusahaan ingin membersihkan tambahan 6,83 hektar lahan untuk melakukan pengeboran eksplorasi untuk menentukan sejauh mana lebih banyak sumber daya fosfat, dalam apa yang telah digambarkan sebagai wilayah murni pulau.
Pemerintah lokal mendukung proposal, dengan alasan ekonomi dan populasi pulau itu bisa menghadapi keruntuhan jika ekspansi tidak dilanjutkan.
Ketika melobi untuk ekspansi tambang Juli lalu, Presiden Christmas Island Shire Gordon Thomson mengatakan Pemerintah Federal perlu segera menyetujui pembukaan lahan atau risiko penutupan tambang dan hilangnya 250 pekerjaan.
"Kegiatan ekonomi tidak ada, kecuali untuk layanan pemerintah, jika tambang ditutup," kata Thomson.
Photo: Truk di tambang fosfat di Pulau Christmas. (Supplied: Eric Chong)
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa