Ekspedisi Batanghari 2023 Mendekatkan Kembali Masyarakat pada Peradaban Sungai
“Ada 320 spesies jumlah ikan di jambi. Adapun yang sudah terdata melalui sistem barcoding yang kami buat berjumlah 80 spesies,” jelasnya.
"Batanghari juga punya ikan terbesar di Asia, yakni ikan tapah atau wallago (siluridae),” sambung Tedjo.
Selain ikan terbesar, ada pula spesies ikan terkecil yang telah diakui dunia bernama paedocypris progenetica (genus Paedocypris) juga ada di Batanghari.
Meski demikian, kata Tedjo, ada problem pendangkalan, sedimentasi dan pencemaran yang harus segera diatasi. Jika tidak, sudah makin sulit dicari.
Meskipun badan sungai semakin lebar akibat erosi, namun kedalaman sungai terus tergerus karena lumpur. Bahkan, dalam kondisi kemarau beberapa bagian Sungai Batanghari menjadi daratan.
“Untuk saat ini kondisi sungai Batanghari sudah tidak bagus untuk kehidupan ikan, karena adanya aktivitas antropogenik yang menyebabkan menurunnya kualitas air,” katanya.
Menurut Tedjo, perlu dilakukan penyelamatan spesies dengan penangkaran, domestikasi dan restocking ikan.
“Kita sudah sulit menemukan ikan di Sungai Batanghari. Ikan bergerak pindah ke anak-anak sungai dan danau-danau oxbow sepanjang sungai Batanghari,” jelasnya.
Tidak kurang dari 50 orang peserta Ekspedisi Batanghari 2023 memulai penelusuran dari dermaga perahu di Jembatan Sungai Dareh, Kabupaten Dharmasraya.
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap II, Pelamar Diminta Fokus Membaca Persyaratan
- Lihat, 2 Menteri Kabinet Merah Putih Monitoring Pencemaran Sungai Ciujung di Banten
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Festival Biduk Sayak Lestarikan Tradisi Kesenian Tertua dalam Pernikahan di Sarolangun
- Lewat Arung Edukasi Festival Ciliwung SH IML, PIS & KLHK Ajak Masyarakat Lestarikan Sungai
- Kenduri Swarnabhumi 2024: Sukses Gelar 7 Festival, Generasi Muda Selalu Dilibatkan