Ekspedisi Batanghari Dimulai, Bawa Misi Membangun Kesadaran Lingkungan dan Budaya

Ekspedisi Batanghari Dimulai, Bawa Misi Membangun Kesadaran Lingkungan dan Budaya
Kemendikbudristek memulai perjalanan ekspedisi susur Sungai Batanghari, pada Kamis (27/7). Ekspedisi Batanghari diawali dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Foto ilustrasi/dokumentasi: Kemendikbudristek

Padahal ada kewajiban yang lebih utama untuk menjaga dan mewarisi lagi ke generasi selanjutnya.

Lalu pakar perikanan dan budidaya Universitas Jambi Tedjo Sukmono menyampaikan, sejak penelitiannya tahun 2008 ditemukan jika di Sungai Batanghari memiliki ikan terbesar di Asia, yakni ikan tapah atau wallago (siluridae) dan juga terkecil yang telah diakui dunia bernama peadocypris progenetce (genus Paedocypris).

“Ada 320 spesies jumlah ikan di Jambi. Adapun yang sudah terdata melalui sistem barcoding berjumlah 80 spesies,” imbuh Tedjo.

Terakhir, aktivis pelestarian sungai Suparno Jumar mengutarakan, sungai, budaya, dan lingkungan saling berkaitan erat guna memenuhi kebutuhan utama hidup seperti udara dan air bersih, serta makanan.

“Kalau kita menistakan sumber air bersih di sungai berarti kita ikut pula menistakan sumber kehidupan bukan hanya untuk manusia tapi seluruh makhluk hidup,” papar Suparno.

Untuk diketahui, 13 pemerintah daerah yang dilalui DAS Batanghari sebagai ajang Kenduri Swarnabhumi 2023 adalah Pemerintah Provinsi Jambi dan Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Batanghari.

Kemudian Pemkab Bungo, Dharmasraya, Kerinci, Merangin, Muarajambi, Sarolangun, Tebo, Tanjung Jabung Barat, Kota Jambi.

Perjalanan Ekspedisi Batanghari dijadwalkan berlangsung mulai 27 Juli dan berakhir 9 Agustus mendatang.

Ekspedisi Batanghari yang diinisiasi Kemendikbudristek untuk membangun kesadaran lingkungan dan budaya telah dimulai diawali dari Kabupaten Dharmasraya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News