Ekspedisi Batanghari Resmi Dimulai, Hadiri Festival Budaya Kampung Senaung
Rangkaian Sedekah Payo kemudian dilanjutkan pembacaan Al-Qur'an, Qasidah Burdah dan rangkaian doa yang dipimpin oleh 6 datuk tetua adat Desa Senaung. Dalam doa tersebut, ada juga yang berbahasa lokal setempat.
Qasidah Burdah juga sudah merupakan ritual desa sejak masa Kesultanan Jambi.
Kades Bustami menuturkan bahwa selain sebagai permohonan menolak bala, pembacaan burdah juga adalah sarana memohon pada Allah SWT agar hasil panen tahun mendatang akan melimpah dan mendatangkan keberkahan.
“Setiap tahun kami munajat pada Allah SWT tentang apa yang dihajatkan warga Senaung. Rezeki, panjang umur, menjaga agar kampung terhindar dari bencana dan lain sebagainya,” tutur Bustami.
Salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu dalam rangkaian Sedekah Payo biasanya adalah Bekarang Ikan atau menangkap ikan bersama-sama.
Ikan biasanya dipelihara di rawa-rawa atau dibudidayakan di empang.
Menangkap dan mencari ikan dilakukan bersama-sama menggunakan tangkul, yakni jaring seukuran 4x4 meter.
Dipasang pada bingkai bambu yang bisa menjungkit naik turun.
Tim Ekspedisi Sungai Batanghari Kenduri Swarnabhumi sampai di Desa Senaung Dalam pada Sabtu (17/9) pagi
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- Festival Budaya Jepang Tampilkan Beragam Pop Culture
- PembaTIK jadi Instrumen Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang AI
- Kemendikbudristek Dorong Penerapan Hidup Sehat di Sekolah
- Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5
- Literasi Finansial Dalam Kurikulum Merdeka Penting Diterapkan Sejak Usia Dini