Ekspedisi Keliling Dunia, KRI Dewaruci Sandar di Port Said, Mesir

Ekspedisi Keliling Dunia, KRI Dewaruci Sandar di Port Said, Mesir
Ekspedisi Keliling Dunia, KRI Dewaruci Sandar di Port Said, Mesir
Selama revolusi dan masa transisi pemerintahan Mesir, kata Salim, KBRI bekerja keras menyelamatkan sekitar 6.000 WNI di negeri itu. Di antaranya, mengevakuasi WNI dari titik-titik konflik. KBRI juga mencarter beberapa pesawat komersial untuk memulangkan ribuan perantau tersebut ke tanah air.

"Dampak revolusi yang membuat ekonomi Mesir terganggu terlihat pada jumlah kunjungan wisatawan yang turun hingga 60 persen," jelas bapak dua anak itu.

 Penjelasan Salim tersebut bukan isapan jempol. Ketika rombongan awak kapal Dewaruci pesiar menuju kawasan Piramida Giza, sekitar 20 kilometer di barat daya Kairo, sepanjang jalan yang dilalui tampak sepi. Padahal, tak jauh dari jalan itu adalah bandara internasional Kairo. Beberapa kali bus juga dihentikan petugas keamanan untuk check point. Padahal, bus sudah dikawal satu kendaraan polisi beserta beberapa personel wamil plus seorang polisi intelijen berpangkat mayor dan lima orang dari agen perjalanan. Tapi, petugas di lapangan tetap melaksanakan tugasnya tanpa pandang bulu.

"Pemerintah setempat harus memastikan keamanan orang asing dan mengawasi agar tidak terjadi pelanggaran izin keimigrasian," kata Mohamed Sidi, guide dari agen perjalanan Sailing Tours.

Begitu memasuki kompleks piramida di Kota Giza, suasana juga tak ramai. Pengunjung relatif sedikit untuk ukuran tempat wisata yang termasuk keajaiban dunia itu. Bangunan batu bertumpuk kerucut setinggi 130-an meter di gurun pasir itu sebelum revolusi Mesir selalu menyedot banyak wisatawan mancanegara. Tapi, lantaran kondisi keamanan belum pulih seratus persen, turis masih enggan datang. Konon, ketatnya pemeriksaan dokumen orang asing menjadi salah satu masalah sehingga pariwisata di Mesir belum "hidup" kembali. Apalagi, bekas-bekas keriuhan revolusi Mesir masih tersisa di mana-mana. Tak terkecuali di kompleks makam-makam raja Mesir kuno itu. (bersambung/c4/ari)

PENGARUH ambruknya rezim Presiden Mesir Hosni Mubarak pada 11 Februari 2011 masih terasa hingga sekarang. Sendi-sendi kehidupan di kota besar seperti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News