Ekspor Batu Bara dan LNG Meningkat
jpnn.com, BALIKPAPAN - Ketua Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kalimantan Timur Harry Aginta menjelaskan, permintaan batu bara dan liquefied natural gas (LNG) akan meningkat pada musim panas.
“Produksi batu bara domestik Tiongkok diperkirakan akan mengalami penurunan di tengah pengetatan kebijakan inspeksi keamanan dan lingkungan pada kegiatan usaha pertambangan,” kata Harry, Rabu (17/10).
Kondisi tersebut, tambah Harry, akan mendorong permintaan impor batu bara dari Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan batu bara domestik.
Namun, depresiasi Yuan terhadap dolar Amerika sebagai dampak perang dagang menjadi faktor risiko yang menahan permintaan impor dari Tiongkok.
“Pelemahan nilai tukar Yuan berdampak pada harga impor yang lebih mahal bagi importir Tiongkok,” tutur Harry.
Selain itu, peningkatan kinerja ekspor luar negeri Kaltim triwulan ketiga 2018 juga didukung oleh harga batu bara acuan (HBA) yang kembali mengalami peningkatan.
Pada Agustus 2018 lalu, HBA tercatat pada level USD 107,83 per metrik ton.
Angka itu meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar USD 104,65 per metrik ton.
Harry Aginta menjelaskan, permintaan batu bara dan liquefied natural gas (LNG) akan meningkat pada musim panas.
- Sustain Sebut Peningkatan Pungutan Batu Bara Bisa Dialokasikan untuk Transisi Energi
- Restitusi Berduit
- Haris Azhar Minta Aktivitas Tambang Batu Bara Perusahaan Ini di Musi Banyuasin Dihentikan
- Keinginan Prabowo Kurangi Penggunaan Batu Bara di 2040 Disambut Baik
- Airlangga Sebut Indonesia Berpotensi jadi Pusat 'Critical Minerals & Renewable Energy'
- Pengusaha Batu Bara Ini Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Ada Apa?