Ekspor CPO Tumbuh, Tetapi Belum Maksimal
jpnn.com, BALIKPAPAN - Harga crude palm oil (CPO) pada Maret lalu tergerus lima persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 528,4 per metrik ton.
Meski demikian, kinerja ekspor CPO tetap menggeliat dan menandakan optimisme sektor itu masih terus berkembang.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, pada awal tahun industri sawit digoyang oleh Uni Eropa dengan kebijakan Renewable Energy Directive II (RED II) yang akan menerapkan kebijakan penghapusan penggunaan biodiesel berbasis sawit.
BACA JUGA: Penyebab Ekspor CPO Indonesia Hanya Naik Tipis
Mereka beralasan minyak kelapa sawit memiliki risiko tinggi terhadap deforestrasi.
“Tak hanya dari luar negeri, dari dalam negeri juga memiliki tekanan,” katanya, Minggu (19/5).
Di dalam negeri, tambah Djafar, lembaga swadaya masyarakat (LSM) terus menekan industri untuk keterbukaan informasi hak guna usaha (HGU).
Dari pasar, industri dibayangi kekhawatiran harga CPO global yang trennya terus menurun.
Harga crude palm oil (CPO) pada Maret lalu tergerus lima persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 528,4 per metrik ton.
- Bea Cukai Optimalkan CEISA 4.0 untuk Dukung Peningkatan Ekspor Kelapa Sawit
- Kapalkan 14.500 Ton CPO di Riau, PTPN IV Hasilkan Devisa USD13 Juta
- Bea Cukai Ketapang Kawal Ekspor 3.998 Metrik Ton CPO Milik PT Andes Agro Investama
- Hadiri Borneo Forum ke-7, Menteri AHY Ajak GAPKI Kolaborasi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
- Perkuat Produksi CPO Dukung Ketahanan Pangan & Energi, PTPN IV Regional III Usung E-Tekpol
- Update Harga TBS Sawit hingga CPO