Ekspor CPO Tumbuh, Tetapi Belum Maksimal

Ekspor CPO Tumbuh, Tetapi Belum Maksimal
Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Radar Tarakan/JPNN

Selain itu, lesunya perekonomian di negara tujuan utama ekspor Indonesia khususnya India berdampak sangat signifikan pada permintaan minyak sawit.

Adapun negara tujuan utama ekspor dari Kaltim pada Maret 2019 adalah Jepang, Tiongkok dan Taiwan masing-masing mencapai USD 122,84 juta, USD 67,37 juta dan USD 54,06 juta.

“Ekspor kita masih meningkat, persentase kenaikan terbesar ekspor kita pada Maret 2019 dibandingkan dengan Februari 2019 terjadi ke negara Tiongkok sebesar 431,63 persen. Penurunan terbesar ekspor migas Maret 2019 dibandingkan dengan Februari 2019 terjadi ke negara Jepang sebesar 23,81 persen,” katanya.

Dari sisi harga, sepanjang Maret harga CPO global bergerak di kisaran USD 510–550 per metrik ton dengan harga rata-rata USD 528,4 per metrik ton.

Harga rata-rata ini tergerus lima persen dibandingkan harga rata-rata Februari USD 556,5 per metrik ton.

Pada Maret lalu, produksi minyak sawit membukukan peningkatan 11 persen. Dari 3,88 juta ton di Februari meningkat menjadi 4,31 juta ton pada Maret.

Naiknya produksi Maret ini tergolong normal karena hari kerja yang lebih panjang jika dibandingkan dengan Februari.

Dengan produksi yang cukup baik, stok minyak sawit pada Maret ini masih terjaga di angka 2,43 juta ton meskipun turun 3 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang bertengger di 2,50 juta ton.

Harga crude palm oil (CPO) pada Maret lalu tergerus lima persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 528,4 per metrik ton.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News