Ekspor Florikultura Sangat Rendah
Sabtu, 24 September 2011 – 02:03 WIB

Ekspor Florikultura Sangat Rendah
BATU - Indonesia memang merupakan negara yang mempunyai plasma nuftah dan sumberdaya genetik yang beragam dan melimpah sebagai potensi pengembangan industri florikultura atau bunga dan tanaman hias. Namun, ekspor florikultura dalam negeri masih sangat rendah di tingkat dunia.
Kasubdit Budidaya Tanaman Daun dan Tanaman Bunga Potong Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Liliek Sri Utama mengatakan, Indonesia berada di urutan 51 pengekspor florikultura. Berbeda dengan Kenya yang berada di urutan lima dan Zimbabwe di urutan keenam. "Sedangkan Singapura berada di urutan 26. Ini sangat jauh dari Indonesia," ujarnya di sela-sela press tour Ditjen Hortikultura di Batu, Jawa Timur.
Di sisi lain, lanjut Liliek, Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya florikultura yang cukup besar, baik yang berjenis dataran rendah maupun dataran tinggi. "Keragaman tersebut memungkinkan untuk memenuhi hampir semua segmen pasar florikultura internasional," jelasnya.
Data Ditjen Hortikultura menyebutkan, tren menurunnya ekspor florikultura di mulai sejak 2005 sampai 2009. Kondisi tersebut akibat regulasi yang kurang kondusif. Sementara nilai total impor komoditas foliage plants (tanaman hias daun) di pasar Tiongkok mengalami peningkatan budidaya dan investasi teknologi.
BATU - Indonesia memang merupakan negara yang mempunyai plasma nuftah dan sumberdaya genetik yang beragam dan melimpah sebagai potensi pengembangan
BERITA TERKAIT
- Herman Deru Resmi Menyalakan Listrik PLN di Lima Desa di Keluang Muba
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Ribuan UMKM Rumah BUMN Selama Januari-Maret 2025
- Genjot Efisiensi Logistik, Bea Cukai Perluas Kawasan Pabean & TPS di Pelabuhan Belawan
- Bea Cukai Yogyakarta Terbitkan NPPBKC untuk Perusahaan Pengolahan TIS Baru di Sleman
- PIK 2 Tetap Jadi Primadona Investor di Tengah Gejolak Ekonomi Global
- Rumah BUMN SIG di Rembang: 495 UMKM Naik Kelas & Serap 1.869 Tenaga Kerja