Ekspor Furnitur Meroket, Amerika Serikat Jadi Salah Satu Pangsa Pasar Menarik

Oleh karena itu, Sohnne segera menangkap peluang itu dan melakukan pemasaran secara online dan membuka offline store di Indonesia.
Sohnne bakal bekerja sama dengan pengrajin furnitur di Indonesia yang akan membuat produk - produk unik dan diekspor ke luar negeri.
"Pasar ekspor masih sangat berpotensi besar dan banyak wisatawan yang senang dengan furnitur Indonesia seperti furnitur rajutan, kayu merbau, kayu jati, ukiran kayu dan ukiran batu," ungkapnya.
Laurent menyebut saat ini kebutuhan furnitur di Amerika Serikat (AS) meningkat pesat.
Negeri Paman Sam memiliki permintaan yang baik karena dipengaruhi oleh kebijakan stimulus fiskal yang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Faktor yang mendongkrak penjualan produk furnitur di saat pandemi, yaitu adanya peralihan atau reorganisasi signifikan belanja rumah tangga masyarakat, dari yang untuk hiburan, pariwisata atau transportasi, menjadi kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah.
Bahkan, aktivitas belanja online selama pandemi juga mendukung peningkatan penjualan furnitur.
Menangkap kebutuhan tersebut hadir platform Sohnne.com yang menjual aneka furnitur untuk pasar Amerika Serikat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor furnitur 2021 mencapai USD 1,99 miliar atau sekitar Rp 28,6 triliun.
- Dari Jepara ke Dunia, Natural Wood Sukses Tembus 25 Negara
- Dukung Industri Garmen, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan Ini
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi