Ekspor Hasil Pertanian Cemerlang di Tangan Amran
jpnn.com, JAKARTA - Langkah berani Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melalui kebijakan dan program terobosan mewujudkan kedaulatan pangan kembali memberikan kejutan manis. Bukan mengenai melimpahnya produksi dan harga pangan stabil, tetapi tekad untuk ekspor tercapai, bahkan peningkatanya cemerlang sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor pangan.
Faktanya, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 16 Oktober 2017 menyebutkan ekspor hasil pertanian September 2017 naik 18,35 persen. Tak sekedar itu, nilai ekspor hasil pertanian ini lebih tinggi dibanding industri pengolahan yang hanya 14,51 persen.
Kemudian sepanjang Agustus hingga Oktober 2017, Amran telah mengekspor bawang merah sampai empat kali. Pertama, ekspor bawang merah dari Brebes, Jawa Tengah, 18 Agustus, sebanyak 500 ton dari target 5.600 ton ke Thailand. Kedua, ekspor dari Surabaya, Jawa Timur pada 28 Agustus, sebanyak 247,5 ton ke Singapura.
Ketiga, peluncuran ekspor di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), 12 Oktober 2017, ke Timor Leste sebanyak 30 ton dari target 200 ton. Terakhir, ekspor sebanyak 45 ton dari rencana 180 ton ke Vietnam dari Enrekang, Sulawesi Selatan.
Badan Karantina Kementan pun mencatat, bahwa ekspor bawang merah dari pintu pengeluaran di Cirebon, Jabar, per 29 Juli hingga 11 Oktober 2017 mencapai 1.151 ton dengan tujuan Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Sedangkan dari pintu keluar Tanjung Perak Surabaya, Jatim, sebanyak 1.731 ton dengan tujuan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam.
Pada Februari 2017 lalu pun, Amran telah membuat sejarah baru yang sebelumnya tidak pernah dicapai Indonesia, yakni ekspor beras di Merauke ke Papua Nugini. Perlu juga dicatat, Di tahun lalu, September 2016, Menteri Amran telah mengekspor beras organik di Tasik, Jabar ke Belgia dengan harga Rp 70 ribu per kg.
Alhasil, tak heran berdasarkan Angka Sementara BPS, neraca perdagangan sektor pertanian (komoditas segar dan olahan) bulan Januari hingga Septermber 2017 suplus. Lihat saja, nilai ekspor komoditas pertanian mencapai USD 24,84 miliar, sedangkan nilai impor hanya USD 12,57 miliar. Artinya didapat surplus USD 12,26 miliar.
Surplusnya ini naik tajam 212,52 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016 yang hanya surplus USD 3,92 miliar.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 16 Oktober 2017 menyebutkan ekspor hasil pertanian September 2017 naik 18,35 persen.
- Pemprov Kalsel Siapkan 41.829 Hektare Untuk Optimalisasi Lahan Rawa
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- DWP Kementan Memperkuat Peran Strategisnya Sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045
- Baharkam Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Komoditas Jagung di Cianjur
- Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Bagikan Ribuan Benih Buah di CFD Bekasi