Ekspor Karet Dipangkas 20 Persen

Ekspor Karet Dipangkas 20 Persen
Ekspor Karet Dipangkas 20 Persen
JAKARTA - Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gabkindo) sepakat untuk mengurangi ekspor karet hingga 20 persen dari sebelumnya. Pengurangan ekspor karet Indonesia, sebagai produsen terbesar kedua dunia, akan kembali mengangkat harga karet dunia.

    

Ketua Gabkindo, Alex K Eddy mengatakan saat ini harga karet alam terus menurun akibat adanya krisis finansial global yang dipicu resesi Amerika Serikat. Konsumsi karat dunia berkurang akibat kondisi keuangan perusahaan-perusahaan dunia menurun. “Kalau harga karet dibiarkan terus turun, maka bisa memukul petani karet. Oleh karena itu, kita setuju ada pengurangan ekspor,” ujarnya.

    

Oleh karena itu, dia berharap pemerintah Indonesia bisa secepatnya mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengurangi volume ekspor hingga 20 persen, sehingga nantinya konsumen di luar negeri bisa membeli dengan harga yang lebih baik. “Langkah yang diambil Indonesia itu tentunya harus didialogkan dengan produsen karet besar dunia lainnya,” kata dia.

    

Menurut dia, ada dua negara lain yang cukup besar produksi karetnya yaitu Thailand dan Malaysia. Ekspor karet Indonesia mencapai 2,4 juta ton per tahun, sebagian besar atau 70 persen dikirim ke pabrik-pabrik ban kendaraan bermotor di Amerika Serikat. “Kalau langkah pengurangan ekspor masih tidak bisa mengangkat harga karet dunia, maka tiga negara produsen besar ini harus berdialog lagi,” tukasnya.

     

JAKARTA - Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gabkindo) sepakat untuk mengurangi ekspor karet hingga 20 persen dari sebelumnya. Pengurangan ekspor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News