Ekspor ke Jepang Meningkat pada Kuartal III

Ekspor ke Jepang Meningkat pada Kuartal III
Ekspor ke Jepang Meningkat pada Kuartal III
JAKARTA - Ekspor ke Jepang akan terganggu di tiga bulan pertama pascabencana gempa dan tsunami yang melanda negara tersebut. Namun, pada tahap pemulihan di kuartal ketiga, ekspor ke Jepang akan meningkat tajam seiring kebutuhan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan hal tersebut di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/3). Mari mengatakan, berdasarkan pengalaman gempa Kobe 1995, volume perdagangan dengan Jepang langsung menurun. Namun langsung melonjak begitu memasuki masa rekonstruksi.

?Biasanya kuartal kejadian itu terjadi dia turun. Tetapi begitu masuk tahap rekonstruksi dia naik karena dia butuh barang untuk rekonstruksi," kata Mari. Dia menambahkan, komoditas yang dibutuhkan Jepang antara lain energi, besi dan baja, kayu, peralatan rumah tangga, hingga furnitur. "Peluang ada di rekonstruksi," kata Mari. Rekonstruksi pascabencana diperkirakan akan dimulai kuartal ketiga tahun ini.

Mari mengatakan, Prefektur Miyagi dan Iwate yang dilanda gempa dan tsunami, hanya 6 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang. Sebagai perbandingan, Kobe di 1995 mencakup 12 persen dari perekonomian Jepang. Namun, kata Mari, yang perlu diwaspadai adalah potensi dampak radioaktif akibat kerusakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima.

JAKARTA - Ekspor ke Jepang akan terganggu di tiga bulan pertama pascabencana gempa dan tsunami yang melanda negara tersebut. Namun, pada tahap pemulihan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News