Ekspor Ke Jepang Terganggu
Kamis, 17 Maret 2011 – 08:37 WIB
![Ekspor Ke Jepang Terganggu](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Ekspor Ke Jepang Terganggu
JAKARTA - Rusaknya beberapa pelabuhan utama di Jepang diprediksi akan menurunkan aktifitas ekspor dari Indonesia. Belum lagi jika zat radioaktif ledakan reaktor nuklir semakin meluas, pemerintah Indonesia bersiap memberlakukan larangan terbang ke negeri itu.
"Sekarang kita masih melakukan koordinasi dengan otoritas penerbangan di Jepang terkait sampai sejauh mana bahayanya kalau maskapai terbang kesana," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S Gumay usai penyerahan sertifikat ISO 9001:2008 pada unit pelayanan perizinan angkutan pariwisata kemarin.
Informasi terbaru yang ia peroleh, situasi penerbangan masih terkendali karena jarak antara reaktor yang meledak dengan bandara Narita, Jepang cukup jauh. Namun begitu jika penyebaran radioaktifnya mengkhawatirkan pemerintah bisa saja melarang maskapai terbang ke Jepang. "Yang penting kita harus terus ikuti perkembangan disana," tuturnya.
Menurut Herry, radius aman yang ditetapkan pemerintah Jepang hingga saat ini masih cukup jauh dari bandara Narita. Bandara yang disinggahi penerbangan dari Indonesia itu jaraknya sekitar 193 kilometer dari pusat ledakan reaktor nuklir di Fukushima. "Kalau menurut pemerintah sana batas amannya sekarang masih 20-30 kilometer," tukasnya.
JAKARTA - Rusaknya beberapa pelabuhan utama di Jepang diprediksi akan menurunkan aktifitas ekspor dari Indonesia. Belum lagi jika zat radioaktif
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Kenyamanan Penumpang, ASDP Terapkan Tiket Online Ferizy di 40 Pelabuhan
- BNI Xpora Dampingi Keripik Pisang Bananania Ekspansi ke Mancanegara
- Meski Ada Efisiensi Anggaran, Kemenekraf Tetap Berkomitmen Kerja Maksimal
- Tingkatkan Keselamatan Perjalanan di Perlintasan Sebidang, KAI & Grab Jalin MoU
- Kementrans Tetap Siap Sukseskan Program Presiden Prabowo Meski Kena Efisiensi Anggaran
- Pertamina Peringkat ke-32 dari Daftar 500 Perusahaan Terbaik di Asia Pasifik Versi TIME