Ekspor Kecil, Kelapa Butiran Belum Perlu BK
Sabtu, 13 Agustus 2011 – 17:41 WIB
Sebelum ini, dalam rapat yang diikuti kementerian perindustrian dan perdaganga mengusulkan untuk dikeluarkan bea keluar bagi kelapa butiran. Kemudian, usulan tersebut dibahas di Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Setelah itu diputuskan untuk melakukan studi atas survei yang dilakukan sejumlah kementerian bersama Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari data yang ada mencatat produksi kelapa pada tahun 2010 sebesar 16,3 miliar butir. Antara lain di Riau paling besar 16 persen, Jawa timur 8 persen, Sulawesi Utara 8 persen, Maluku Utara 8 persen dan sisa tersebar di sejumlah daerah.
Sedangkan, kebutuhan bahan baku hanya 7,6 miliar butir. Perincian kebutuhan, di Riau 47,2 persen, sulut 14,8 persen, Gorontalo 4,9 persen serta di beberapa daerah. "Berarti ada kelebihan. Kelebihan juga di daerah tertentu seperti di Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan, dan seluruh Jawa," kata dia.
Dilanjutkan, untuk itu perlu ada instrumen bagi industri di daerah. Contohnya, dengan memberikan insentif harga di daerah yang mengalami produksi berlebih. Menurut dia, masih banyak daerah yang surplus produksi kelapa butiran seperti di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah sehingga daerah itu bisa jadi lokasi industri. "Jangan memaksakan terus ekspansi ke Riau atau daerah yang defisit (kelapa butiran)," ucap dia.
JAKARTA - Rencana pemberlakuan bea keluar untuk kelapa butiran dinilai belum tepat. Karena, pengenaan bea keluar ditinjau dari besaran jumlah ekspor.
BERITA TERKAIT
- IDXSTI Hadirkan AI untuk Pelaporan Keberlanjutan Emiten
- Telkomsel Gelar Program Poin Gembira Festival, Hadiahnya Menggiurkan
- Sektor Properti di Batam Diprediksi Meningkat di 2025
- Cluster Louise di Summarecon Serpong Dipasarkan Mulai Rp 3,6 Miliar, 48 Unit Ludes Terjual
- 134 Perwira PIP Semarang Ikut Pelantikan Terpadu Kemenhub 2024
- Bea Cukai Berikan Fasilitas KITE ke Perusahaan Pengolah Plastik Ini