Ekspor Minus, Pertumbuhan Bisa Direvisi

Menkeu Akui Ekonomi Dalam Negeri Tak Mampu Tahan Tekanan Eksternal

Ekspor Minus, Pertumbuhan Bisa Direvisi
Ekspor Minus, Pertumbuhan Bisa Direvisi
Penurunan ekspor pada Januari lalu akan berlanjut pada Februari. Berdasar deteksi awal Departemen Keuangan melalui data Bea dan Cukai, ekspor  pada Februari di Pelabuhan Tanjung Priok akan menurun hingga 23-25 persen. Ekspor secara keseluruhan hampir dipastikan anjlok drastis karena Tanjung Priok mencakup 60 persen volume ekspor  nasional. Pada Januari lalu, nilai ekspor menurun 36,08 persen.

 

Mendag Mari Elka Pangestu mengatakan, nilai ekspor pasti  akan turun karena harga komoditas yang cukup tinggi pada 2008 sudah anjlok tahun ini. "Dari sisi nilai, kita prediksi akan ada  kontraksi," katanya. Karena nilainya tak mungkin meningkat, saat ini  fokus pemerintah adalah mempertahankan atau meningkatkan volume ekspor.

 

Menurut Mari, penurunan ekspor komoditas dasar, seperti kelapa sawit dan batu bara, tidak akan terlalu besar. Tekanan penurunan permintaan terjadi pada produk-produk elektronik. Yang paling besar adalah otomotif. Namun, kondisi ini tidak akan terlalu parah karena nilai ekspor otomotif Indonesia belum terlalu besar, yakni sekitar USD 1,4 miliar. Komoditas ekspor lain yang akan anjlok adalah sepatu dan tekstil.

 

Sebagai antisipasi, dia menyebut pemerintah akan mencari pasar baru dan menawarkan  produk baru. Selain itu, lanjut Mari, jika gambaran ekspor masih suram seperti saat ini, pemerintah akan berupaya mengamankan pasar di dalam negeri. (sof/dwi)
Berita Selanjutnya:
Holcim Perkuat Pasar Modern

JAKARTA- Resesi global berpengaruh pada pertumbuhan ekspor Indonesia. Kinerja ekspor tahun ini diprediksi anjlok 5-10 persen. Penurunan ini akan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News