Ekspor Minyak Jelantah Disetop, Pengepul Minta Solusi Permendag 2/2025 ke Kemendag

Ekspor Minyak Jelantah Disetop, Pengepul Minta Solusi Permendag 2/2025 ke Kemendag
Gabungan Pengepul Minyak Jelantah Indonesia melakukan audiensi dengan pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa (25/2/2025). Foto: source for jpnn

"Saya tak mau membawa nama Bapak Prabowo hanya untuk Permendag No.2 Tahun 2015, untuk itu agar kami tidak melakukan aksi unjuk rasa agar kami diberikan jalan keluarnya," pungkasnya.

Hal senada disampaikan Sugianto. Selama ini pihaknya bekerja sama sekali tidak bergantung kepada pemerintah. Justru membantu untuk membuka lapangan pekerjaan dan memberdayakan perekonomian.

"Kami ini rakyat kecil yang mandiri untuk berusaha. Tolong kepada Pak Farid untuk membantu kami dalam menciptakan lapangan pekerjaan," harapnya.

Aksi di Kemendag

Terkait rencana aksi di Kemendag pada Rabu (26/2/2025) besok, Rano Yusdiana, mengungkapkan pihaknya telah berupaya untuk mencari solusi atas adanya Permendag No.2 Tahun 2025. Pihaknya terus bersabar, menunggu itikad baik dengan dibukanya kembali ekspor UCO.

"Kita sudah meredam untuk melaksanakan aksi unjuk rasa, dan mencoba untuk beraudiensi dengan instansi terkait. Terutama dari daerah sudah memaksa kita untuk membuang limbah di ruang terbuka, yang mana nanti malah kita yang dirugikan. Untuk itu saya berharap kepada Kemendag melalui pertemuan ini ada solusi buat kami," kata Rano.

Pada akhir audiensi, Farid Amir bersama perwakilan pengepul jelantah memberi pernyataan bersama untuk disampaikan kepada para stakeholder minyak jelantah.(ray/jpnn)

Gabungan Pengepul Minyak Jelantah Indonesia mempertanyakan adanya pembatasan ekspor dari tahun 2022. Kemudian berlanjut dengan pelarangan ekspor pada 2025.


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News