Ekspor Produk Pertanian Harus Digenjot
jpnn.com, BALIKPAPAN - Badan Karantina Pertanian (Barantan) mendorong ekspor komoditas nonmigas dari Kalimantan Timur agar devisa negara yang diperoleh semakin besar.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan harus dimaksimalkan oleh pelaku agrobisnis, termasuk di Kaltim.
“Di Kaltim potensi yang ada dari bidang perkebunan dan perikanan cukup melimpah. Misalnya, CPO, kayu, dan produk ikan segarnya," kata Ali Jamil saat melepas ekspor hasil olahan sawit di PT Kutai Refinery Nusantara (KRN), Selasa (5/3).
Salah satu contohnya ialah RBD palm olein olahan kelapa sawit yang dikirim PT KRN sebanyak 23.800 metrik ton tujuan Tiongkok.
Kelapa sawit memang menjadi salah satu produk pertanian ekspor andalan Kaltim.
Kepala Karantina Pertanian Balikpapan Syamsu Alam memaparkan, nilai ekspor produk ini selama kurun waktu 2018 telah mencapai Rp 3,64 triliun.
Selain ke Tiongkok, komoditas ini diekspor ke Filipina. Dia mengatakan, karantina pertanian untuk ekspor akan selalu menggelar karpet merah.
“Agar barang ekspor yang berkualitas, kami terus melakukan pembinaan dan mengawal setiap komoditas perkebunan dan peternakan khususnya yang akan dikirim. Biasanya, sebelumnya perusahaan atau pengusaha yang akan mengirim melaporkan dulu ke kami,” terang Syamsu.
Badan Karantina Pertanian (Barantan) mendorong ekspor komoditas nonmigas dari Kalimantan Timur agar devisa negara yang diperoleh semakin besar.
- Bea Cukai dan BSI Buka Jalan Bagi UMKM Produsen Madu di Karimun Agar Bisa Ekspor
- Pemerintah Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional Lewat Optimalisasi Kebijakan DHE SDA
- Dukung Hilirisasi, Bea Cukai Ternate Fasilitasi Ekspor Perdana Feronikel dari Pulau Obi
- Bea Cukai Palembang Lepas Ekspor Perdana 59,4 Ton Kopi ke Malaysia dan Australia
- Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Makanan dari 3 UMKM Nunukan ke Brunei Darussalam
- UKP Bidang Ketahanan Pangan Mardiono Melepas Ekspor Produk Turunan CPO