Ekspor Pulp and Paper Turun
Menperin Akui Karena Kekurangan Bahan Baku
Senin, 15 Februari 2010 – 21:38 WIB
JAKARTA - Krisis finansial global yang terjadi tahun 2009, ternyata memberikan pengaruh pada industri pulp and paper secara nasional. Hal ini terungkap dalam jawaban Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat atas pertanyaan tertulis Komisi VI DPR RI, saat menghadiri rapat kerja, Senin (15/2) malam. Namun demikian, Menperin menjelaskan bahwa sejauh ini, daya saing industri pulp and paper nasional masih kuat. Hal ini katanya, bisa dilihat dari impor yang relatif kecil dibandingkan dengan ekspornya, meskipun bea masuknya sudah relatif kecil.
Dijelaskan MS Hidayat, pada tahun 2006, nilai ekspor pulp, kertas dan produk kertas mencapai sebesar USD 3,98 miliar. Nilai itu meningkat menjadi USD 4,44 milyar pada tahun 2007, serta meningkat lagi menjadi USD 5,22 miliar pada tahun 2008. "(Namun) pada tahun 2009, ekspor pulp, kertas dan barang cetakan nasional mengalami penurunan, karena terkena imbas krisis finansial global. Menurunnya hingga 40 persen," kata MS Hidayat, tanpa menyebut nilainya.
Baca Juga:
Adapun penyebabnya penurunan itu, diakui MS Hidayat, antara lain karena makin menurunnya pasokan bahan baku. Sebagai gambaran katanya, pada tahun 2006 ekspor kayu dan barang kayu mencapai USD 4,75 miliar. Namun pada tahun 2007 turun menjadi USD 4,49 miliar, serta turun lagi menjadi USD 4,18 miliar pada tahun 2008.
Baca Juga:
JAKARTA - Krisis finansial global yang terjadi tahun 2009, ternyata memberikan pengaruh pada industri pulp and paper secara nasional. Hal ini terungkap
BERITA TERKAIT
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah
- Tangerang Raya Area Strategis Investasi, LPKR Perluas Portofolio Produk Baru
- Bank Mantap Indonesia Bantu Kebutuhan Para Pensiunan Lewat 3 Pilar ini
- Tingkatkan Pelayanan, KAI Logistik Pangkas Waktu Tempuh Rute Bandung–Surabaya
- Kementerian BUMN Gelar Workshop Penggunaan AI Dalam Komunikasi Media Sosial
- Distribusikan Pupuk Bersubsidi, Petrokimia Gresik Siapkan Stok Lebih dari 372 Ribu Ton