Ekspor Rotan Dilarang, Petani Menjerit
Selasa, 01 November 2011 – 09:18 WIB
SAMPIT--Walaupun larangan ekspor rotan yang disepakati Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian baru mulai diberlakukan Selasa (1/11) hari ini, petani di Kabupaten Kotim sudah menjerit. Sejak Jumat (28/10) pekan lalu, sudah tidak ada pengumpul yang membeli hasil hutannya. Praktis hasil bumi mereka tidak laku. Bahkan, ribuan ton rotan di gudang Pelabuhan Trisakti Banjarmasin terancam telantar. Menurutnya, saat ini di Kotim belum ada industri rotan. Kalaupun ada, hanya ada pabrik pengolah rotan menjadi barang setengah jadi.“Makanya kita sangat bingung dengan adanya kebijakan ini,” jelasnya.
“Jika sebelumnya harga rotan di tingkat petani Rp2.600 per kilogram, sekarang sudah tidak ada harga lagi. Rotan tidak laku, tidak ada yang mau membeli. Kalau sekadar turun harga masih lumayan karena ada yang mau beli. Namun, sekarang memang tidak ada lagi yang mau membelinya meski barang banyak,” kata Dahlan Ismail dari Persatuan Masyarakat Petani, Pengumpul, dan Pekerja Rotan Kotim, Senin (31/10) kemarin.
Baca Juga:
Menurut Dahlan, saat ini ada sekitar 5.000 ton rotan yang tidak bisa dikapalkan setelah ada kebijakan itu. “Kalau dijual ke industri dalam negeri, tidak mungkin seluruhnya bisa terserap sehingga hampir dipastikan akan telantar,” terangnya lagi.
Baca Juga:
SAMPIT--Walaupun larangan ekspor rotan yang disepakati Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian baru mulai diberlakukan Selasa (1/11) hari ini,
BERITA TERKAIT
- Mendag Budi Santoso Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Menyegel SPBU Nakal di Sleman
- Optimalisasi MCP untuk Kemajuan Sektor Maritim Nasional, BKI Gelar FGD
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Startup Lokal Buktikan Keunggulan di Startup4Industry 2024
- Demi Keberlangsungan UMKM, Tarif PPh Seharusnya Diturunkan, Bukan Naik!
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris