Ekspor Rp 90 Triliun ke Tiongkok Tak Tercatat
Dahlan Usul Genjot Buah Tropis
Rabu, 28 Maret 2012 – 05:50 WIB
JAKARTA - Sistem perdagangan internasional Indonesia masih butuh pembenahan signifikan. Itu terkait dengan dugaan adanya ekspor gelap alias yang tidak tercatat oleh negara dalam jumlah yang signifikan. Karena itu, lanjut Dahlan, dalam kunjungan Presiden SBY ke Beijing, pemerintah Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk mengadakan program tukar-menukar data sehingga aktivitas perdagangan internasional dua negara tersebut bisa lebih rapi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, berdasar hasil kunjungan rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Beijing pekan lalu, diketahui adanya perbedaan atau selisih data ekspor impor antara Indonesia dan Tiongkok. "Selisihnya USD 10 miliar (sekitar Rp 90 triliun, Red)," ujarnya, Selasa (27/3).
Menurut Dahlan, rilis data pemerintah Tiongkok menyebutkan, impor dari Indonesia mencapai USD 60 miliar. Namun, data pemerintah Indonesia hanya menyebut angka ekspor ke Tiongkok USD 50 miliar sehingga terdapat selisih data USD 10 miliar. "Artinya, ada barang dari Indonesia yang masuk ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok) melalui pasar gelap," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Sistem perdagangan internasional Indonesia masih butuh pembenahan signifikan. Itu terkait dengan dugaan adanya ekspor gelap alias yang
BERITA TERKAIT
- Gaet Generasi Muda di Sektor Pertanian, SGN Bentuk Inkubator Agripreneur Tebu
- Pengin Tahu Asal Bright Gas yang Kalian Beli? Yuk, Scan Barcodenya
- Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional dan Global Turunkan Emisi Metana di Indonesia
- Pertamina Paparkan Keunggulan Desa Energi Berdikari di COP 29 Azerbaijan
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024