Ekspor Sapi Australia Menurun, Pengiriman Kerbau ke Indonesia Meningkat Pesat
"Kita tahu adanya kesulitan di Asia Tenggara akibat varian Delta sehingga sangat menganggu pasokan daging merah yang biasanya masuk ke pasar tradisional," jelas Tom.
Mahalnya harga sapi Australia, katanya, menjadi faktor utama. Hal ini berdampak pada permintaan di pasar tersebut serta di sektor pemrosesan di Australia.
"Ketika kita mengalami kenaikan harga di tingkat peternak, jelas hal itu akan memengaruhi daya saing kita (di pasar Asia Tenggara)," tambahnya.
Tom mengaku tidak melihat adanya faktor yang bisa membuat harga ternak turun dalam waktu dekat ini.
"Hal itu memerlukan penyesuaian signifikan bagi industri ekspor ternak, serta rantai pasokan mereka, karena industri daging sapi Australia selama ini sangat fokus pada ekspor," paparnya.
Tahan banting
Meski demikian, Tom menyatakan, ekspor ternak Australia merupakan industri yang sangat tahan banting.
"Mereka selalu beroperasi dengan margin tipis. Periode 12 bulan ini sangat berat bagi mereka, terutama bagi usaha penggemukan sapi di Indonesia, di mana mereka memasuki pasar dengan harga yang terkendali," katanya.
Tom menjelaskan saat ini kalangan eksportir mengalami defisit harga sebesar 60 sen per kilogram untuk sapi Australia yang masuk ke rumah potong hewan dan ke pasar basah.
Pengiriman sapi Australia ke Indonesia dan negara Asia Tenggara mengalami penurunan tajam hingga September tahun ini
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata