Ekspor Terpuruk Kian Dalam
Selasa, 03 Maret 2009 – 08:01 WIB
Penurunan ekspor nonmigas terbesar pada Januari 2009 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD 191,9 juta. Sedangkan peningkatan terjadi pada timah sebesar USD 47,5 juta.
Baca Juga:
Rusman menyebut, komoditas sumber daya alam masih bisa diandalkan dalam jangka panjang. Ekspor nonmigas ke Jepang pada Januari 2009 masih yang tertinggi, yaitu USD 788,0 juta. Disusul AS USD 772,3 juta, Singapura USD 594,5 juta, dan Uni Eropa USD 1,03 miliar.
Untungnya, kata dia, Indonesia masih mencatat surplus USD 810 juta. Pasalnya, nilai impor juga menurun 17,63 persen dibandingkan Desember 2008 menjadi USD 6,34 miliar. Dibandingkan tahun lalu, nilai impor turun 33,99 persen. "Penurunan impor hampir sebanding dengan ekspor," ujar Rusman.
Nilai impor kawasan berikat pada Januari 2009 mencapai USD 1,17 miliar atau turun 16,63 persen dibandingkan Desember 2008. Dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, turun 44,35 persen. Impor di luar kawasan berikat pada Januari 2009 mencapai USD 5,17 miliar atau turun 17,85 persen dibanding Desember 2008. Dibanding Januari 2008, menurun 31,08 persen.
JAKARTA - Penurunan kinerja ekspor ternyata terus berlanjut. Sejak Oktober tahun lalu hingga Januari 2009, nilai ekspor terus menurun. Januari lalu
BERITA TERKAIT
- Tetap Satu Kadin, Rapimnas Digelar Sesuai Jadwal
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Kembalikan Kejayaan Industri Karet Nasional, PTPN Group Siapkan Strategi Revitalisasi
- Bea Cukai Cegah Peredaran Rokok Ilegal di Jabar Lewat Langkah Kolaboratif dengan Pemda
- ASDP Maksimalkan Layanan Penyeberangan Jawa-Bali untuk Menyambut Natal dan Tahun Baru