Ekspor Udang Terus Turun, Ini Pemicunya
Pihaknya bersama Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kalimantan Utara akan menurunkan tim pemantauan penggunaan bahan kimia di tambak-tambak.
Dari pantauan tim nantinya diharapkan petambak bisa menggunakan bahan kimia yang terdaftar dan ada izin edarnya.
Menurut Ersant, larangan pengunaan Tiodan untuk tambak sebenarnya bukan hanya diterapkan di Tarakan atau Kaltara saja. Tapi, masyarakat Uni Eropa juga sudah tidak memperbolehkan penggunaan bahan kimia untuk budidaya tambak.
“Saat ini, Uni Eropa sangat genjar untuk pelarangan penggunaan bahan kimia. Makanya kemarin kita sempat didatangi Uni Eropa. Mereka mewanti-wanti jangan ada penggunaan bahan kimia di Kaltara,” tuturnya.
Terlepas hal itu, Ersan mengungkapkan bahwa penggunaan bahan kimia sebenarnya hanyalah satu di antara sejumlah faktor penyebab menurunnya ekspor udang dari Tarakan.
Faktor lain adalah daya dukung lahan yang juga sudah turun, karena pemanfaatan tambak kebanyakan usianya sudah belasan hingga puluhan tahun.
Selain itu, kualitas air juga ikut memengaruhi akibat pertumbuhan penduduk dan industri di sekitar tambak. Ini erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.
“Seperti perkebunan sawit, batu bara di Sekatak, itu sangat memengaruhi karena mereka pasti menggunakan bahan kimia seperti mercury. Itu nantinya akan memengaruhi kualitas air di lingkungan tambak,” paparnya.
Ekspor udang ke sejumlah negara dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan.
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Kanwil Bea Cukai Jatim II Dorong UMKM untuk Berkontribusi dalam Rantai Pasok Global