Ekstensifikasi Cukai untuk Optimalkan Penerimaan Negara
“Apalagi BPJS Kesehatan yang selama ini jebol ditopang dengan pendanaan dari cukai rokok. Jika cukai rokok ini seret, dari mana pendanaannya?” tuturnya.
Yustinus menyarankan pemerintah segera melakukan ekstensifikasi cukai untuk memperbaiki penerimaan cukai terhadap produk domestik bruto.
Sebab, di Indonesia, rasio penerimaan cukai dibandingkan dengan gross domestic product (GDP) masih sangat kecil. Angknya bahkan lebih kecil dibandingkan rata-rata negara Amerika Latin.
Dia menambahkan, Indonesia termasuk negara dengan jumlah barang kena cukai paling kecil, yakni hanya tiga.
“Di negara lain banyak, bisa di atas sepuluh, termasuk negara tetangga kita seperti Thailand dan Singapura,” terangnya.
Dia menyebutkan terdapat potensi barang yang dapat dikenakan cukai sebagai ekstensifikasi cukai.
“Ada plastik yang selama ini ternyata masih mandek, ada minuman ringan berpemanis, ada emisi karbon dari kendaraan bermotor, baterai, dan lainnya yang dapat di contoh dari pengenaan cukai di negara lain,” ucapnya.
Menurut dia, pemerintah dapat melakukan benchmarking kebijakan ekstensifikasi cukai di negara lain.
Target penerimaan cukai terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama ini target itu dibebankan ke tiga industri.
- Bea Cukai Probolinggo Musnahkan Barang Hasil Penindakan Sepanjang 2024, Ada Rokok
- Bea Cukai Ingatkan Pentingnya Wawas Diri Terhadap Penipuan Mengatasnamakan Instansi
- Ini Tindak Lanjut Pelanggaran Cukai di Magetan Setelah Sanksi Administrasi Terbayarkan
- Ekspor Tembakau Iris ke Jepang, PT Taru Martani Dapat Fasilitas Ini dari Bea Cukai
- Ini Upaya Bea Cukai Gempur Rokok Ilegal di Jatim, Pimpinan Ponpes Beri Dukungan
- Bea Cukai-Peruri Rilis Desain Baru Pita Cukai 2025, Usung Tema Pesona Bunga Nusantara