Ekstremis Kanan di Australia Gunakan Taktik ISIS Untuk Rekrut Anggota
"Kami melihat fenomena serupa di kalangan ekstrimis sayap kanan," katanya.
Photo: Wakil Dirjen badan intelijen Australia ASIO, Heather Cook (kanan) menyebutkan bahwa kasus ekstrimisme sayap kanan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. (ABC News: Adam Kennedy)
Ancaman nyata dari kelompok ekstremis sayap kanan semakin mengemuka setelah terjadinya penembakan jamaah masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.
Bahkan dalam bulan Februari lalu, ASIO mengumumkan kelompok neo-NAZI merupakan salah satu ancaman keamanan paling menantang di Australia.
Dalam tanya-jawab dengan Komite Parlemen Australia, ASIO membenarkan jika pandemi COVID-19 menyebabkan meningkatnya radikalisasi di kalangan ekstrimis sayap kanan.
"Situasi COVID telah berkontribusi pada meningkatnya radikalisasi, terutama karena banyaknya waktu yang dihabiskan seseorang karena isolasi, bekerja di rumah, atau tidak di sekolah," katanya.
"Jauh lebih mudah menemukan seseorang yang berpikiran sama. Ada berbagai variasi grup-grup obrolan atau wahana tempat seseorang dengan pemikiran ini dapat menyatu, berdiskusi dan mempromosikan pandangan tersebut," paparnya.
Wakil ketua Komite Intelijen Anthony Byrne menyebut terungkapnya aktivitas ekstremis sayap kanan sebagai "menakjubkan".
Badan intelijen domestik Australia ASIO mengungkapkan terjadinya peningkatan dramatis jumlah kelompok ekstremis sayap kanan
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis