Elektabilitas Dedi Mulyadi Salip Airlangga Hartarto, Ternyata Ini Sebabnya
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak layak diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pasalnya, elektabilitas Airlangga Hartarto masih rendah meski punya kekuatan kapital dan jabatan mentereng.
Elektabilitas Airlangga dikalahkan oleh eks Bupati Purwakarta yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR asal Fraksi Partai Golkar, Dedi Mulyadi pada survei Indikator Politik Indonesia yang dipublikasikan pada Minggu (9/1) lalu.
"Artinya kalau Airlangga dikalahkan elektabilitasnya oleh seorang Dedi itu menguatkan penilain saya, bahwa Airlangga ini tidak layak untuk dijual," kata Jamiluddin dalam keterangannya, Selasa (11/1).
Hasil survei Indikator membeberkan elektabilitas Dedi mencapai satu persen, sementara Airlangga hanya 0,1 persen. Responden memberikan jawaban secara spontan terkait pilihan presidennya tanpa ada opsi nama (top of mind). Padahal, nama Dedi tidak pernah masuk bursa calon presiden (capres) sebelumnya.
Rendahnya tingkat keterpilihan Airlangga juga tecermin dari pertanyaan lain soal capres pada simulasi 33 dan 19 nama semi-terbuka pada survei yang sama.
Airlangga mendapatkan nilai ecara berturut-turut meraih 0,2 persen dan 0,9 persen.
Riset Indikator ini dilaksanakan pada 6-11 Desember 2021 dengan melibatkan 2.020 responden yang memiliki hak suara di 34 provinsi se-Indonesia.
Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak layak diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
- Menko Airlangga Dukung Kerja Sama Strategis RI-Emirat Arab di Sektor Energi Dipercepat
- Menko Airlangga Bertemu Menteri Energi & Infrastruktur Emirat Arab, Ini yang Dibahas
- Lanjutkan Capaian Kinerja 100 Hari Prabowo, Ketahanan Pangan & Pertumbuhan Ekonomi jadi Aspek Utama
- Menko Airlangga Hartarto Tegaskan Komitmen Pemerintah Mendorong UMKM Naik Kelas
- Ibas: Perlukah Amandemen UUD 45 untuk Akomodasi Perkembangan Zaman?
- Indonesia-India Sepakati Penyelesaian Isu Teknis untuk Dorong Perdagangan Kedua Negara