Elektabilitas Jenderal Gatot Masih Rendah, Ini Penyebabnya
jpnn.com, JAKARTA - Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk dalam bursa calon presiden pada Pilpres 2019. Meski begitu, elektabilitas Gatot masih rendah, yakni di bawah dua persen.
Hal ini diketahui dari hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Survei dilakukan pada 3-10 September 2017 terhadap 1.057 responden.
Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sebesar 3,1 persen dan tingkat kepuasan 95 persen
Menurut Djayadi, elektabilitas Gatot masih rendah karena memiliki karakteristik pemilih yang sama dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Berdasarkan hasil survei SMRC, Prabowo masih menjadi pesaing kuat Joko Widodo, meski elektabilitasnya tertinggal jauh dengan mantan Gubernur DKI itu.
Jokowi memiliki elektabilitas sebesar 38,9 persen. Sedangkan, Prabowo tinggal 12 persen.
“Pemilih Gatot sama dengan Prabowo karakteristiknya. Sementara ini, yang paling banyak memilih Prabowo masyarakat yang cenderung oposisi terhadap Jokowi. Masyarakat yang oposisi terhadap Jokowi sebagian besar sampai hari ini pemilih Prabowo. Jadi, wajar Gatot belum mendapat limpahan suara,” kata Djayadi di kantor SMRC, Jakarta, Kamis (5/10).
Lantas bagaimana peluang Prabowo jika berpasangan dengan Gatot sebagai capres-cawapres pada Pilpres 2019?
Elektabilitas Jenderal Gatot Nurmantyo masih rendah. Prabowo masih menjadi pesaing kuat Jokowi.
- Deddy Sitorus Bicara Soal Perubahan Sikap Jokowi Setelah Pilpres 2019, Jleb Banget!
- Prabowo Pernah Ucapkan 'Ndasmu' untuk Klaim Presiden Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi
- Debat Perdana Capres, Anies Didukung Ayah Korban Tewas Kerusuhan Pilpres 2019
- Saiful Mujani Ingatkan Jangan Sampai Terulang Perbuatan Merusak Demokrasi
- Banyak Keunggulan, Erick Thohir Bisa Diterima Semua Elemen Masyarakat
- Banteng Jatim Bikin Merinding, Ganjar Pranowo Bakal Seriusi Madura & Tapal Kuda