Elektabilitas Jokowi Lebih Rendah Dibanding SBY
Saat Hendak Maju Lagi di Pilpres
![Elektabilitas Jokowi Lebih Rendah Dibanding SBY](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/05/09/325a0280bc1462a65d983f5632fafabd.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menilai wajar hasil survei dari CSIS menunjukkan elektabilitas Jokowi mencapai 50,9 persen.
Menurut dia, capres petahana memang memiliki elektabilitas yang cenderung lebih tinggi dibanding yang lain.
”Iya biasanya memang incumbent trennya kemungkinan gampang untuk naik dan gampang untuk turun. Jika kinerjanya, responnya kurang bagus dia akan turun lagi,” ungkapnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (13/9).
Dia menuturkan, kinerja petahana itu lebih mudah untuk dideteksi karena ada parameter yang bisa dinilai.
Namun, hal itu tak bisa memastikan apakah kenaikan elektabilitas Jokowi tersebut bisa mengamankan kemenangan di Pilpres 2019.
Dia membandingkan elektabilitas Jokowi dengan elektabilitas SBY saat hendak maju di periode kedua.
Menurut dia, jika elektabilitas sebelum masa kampanye di atas 60 persen maka kemungkinan menang lagi besar. Namun, jika di bawah 60 persen, maka sulit untuk menjamin kemenangan dua periode.
”Kita lihat saja nanti hasil surveinya. Waktu SBY, kala itu elektabilitasnya sampai 60 persen. Pada dasarnya kalau 60 persen kemungkinan bisa terpilih lagi. Tetapi kalau dibawah 60 persen agak rendah,” ujarnya, seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group)
Elektabilitas Jokowi yang mencapai 50,9 persen tersebut belum bisa menjamin kemenangan di Pilpres 2019.
- SBY Bapaknya Honorer Indonesia, Jokowi dan Prabowo Apa ya?
- Prabowo Diminta Contoh SBY: Angkat Honorer Jadi PNS dan Rutin Naikkan Gaji
- Proliga 2025: Jakarta LavAni Revans Lawan Bhayangkara Presisi, Ekspresi SBY Jadi Sorotan
- Kenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftitah: Momen Penting dalam Bangun Indonesia
- Bank Mandiri Resmi jadi Sponsor Jakarta LavAni, Siap Gebrak Proliga 2025
- PBVSI Apresiasi Saran dari SBY Soal Jumlah Peserta Proliga 2025