Elektabilitas PDIP Tertinggi, Responden Pemilih Gerindra Paling Solid
jpnn.com - JAKARTA - Hasil survei terbaru Skala Survei Indonesia (SSI) memperlihatkan elektabilitas PDI Perjuangan berada di urutan pertama.
Sementara dari kecenderungan pilihan partai politik dan kecenderungan dalam memilih kandidat presiden, pemilih Gerindra terlihat paling solid mendukung Prabowo Subianto.
Menurut Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim, elektabilitas PDIP mencapai 19,6 persen. Disusul Gerindra 11,4 persen dan Partai Golongan Karya (Golkar) 9,6 persen.
Kemudian, Partai Demokrat 7,1 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,6 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,0 persen, Partai NasDem 4,1 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,2 persen dan Partai Amanat Nasional (PAN) 2,4 persen.
"Kami kemudian mencoba melihat distribusi kecenderungan dukungan pemilih parpol terhadap tiga kandidat presiden yang memiliki elektabilitas terbaik. Yakni, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan."
“Dari 100 persen pemilih PKB, sebanyak 40,5 persen menyatakan akan memilih Prabowo Subianto. Kemudian 19,0 persen menyatakan akan memilih Ganjar Pranowo dan 1,3 persen menyatakan akan memilih Anies Baswedan," ujar Abdul Hakim dalam keterangannya, Selasa (4/10).
Sementara itu, dari 100 persen pemilih Gerindra, sebanyak 81,8 persen menyatakan akan memilih Prabowo Subianto.
Hanya 6,6 persen menyatakan akan memilih Ganjar Pranowo dan 3,6 persen menyatakan akan memilih Anies Baswedan.
Elektabilitas PDI Perjuangan tertinggi, responden pemilih Gerindra paling solid dukung Prabowo jadi kandidat presiden.
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Puluhan Tahun Bereng Prabowo, AKA Yakin Programnya Bersama Ahmad Ali Akan Terealisasi
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim