Elektabilitas Prabowo Tertinggi di Survei Capres Indometer
jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei INDOMETER menunjukkan bahwa elektabilitas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) menempati posisi tertinggi dengan persentase sebesar 23,8 persen.
“Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra dan elektabilitasnya selalu unggul berada di atas angin, ditambah lagi berpengalaman dua kali bertarung dalam Pilpres,” kata Direktur Eksekutif lembaga survei INDOMETER Leonard SB dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Senin.
Di sisi lain, terdapat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 20,7 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 18,0 persen.
“Prabowo, Ganjar, dan Anies bersaing di tiga besar elektabilitas capres,” ucap Leonard.
Menurut Leonard, ketiga tokoh tersebut secara resmi telah mendapat dukungan dari partai-partai politik. Dalam deklarasi koalisi Gerindra dan PKB, Prabowo menyatakan kesiapan-nya maju kembali pada Pilpres 2024.
Sedangkan, Ganjar dan Anies masuk dalam daftar usulan capres NasDem melalui rakernas yang digelar pada bulan Juni lalu.
Koalisi Gerindra dan PKB membuka kemungkinan paket Prabowo berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih melakukan konsolidasi, belum mengusulkan nama-nama capres.
Terakhir, PDI Perjuangan mulai melakukan safari politik bertemu NasDem, setelah sebelumnya berencana koalisi bersama PKS dan Demokrat.
Hasil survei INDOMETER menunjukkan bahwa elektabilitas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) masih tertinggi
- Bandingkan Sikap Prabowo dan Gibran soal PPDB Zonasi
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Beredar Surat Instruksi Prabowo untuk Pilih Ridwan Kamil, Ini Penjelasannya
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun