Elina dan Pelosi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kemunculan kasus Elina sedikit bisa mengalihkan fokus perhatian dari kasus Sambo dan fenomena Anies Baswedan.
Ternyata, tengara Mahfud Mahmudin bahwa ekstremisme masih ada, bukan hanya fenomena nasional, tetapi internasional.
Hal yang sama terjadi di Amerika, dan bahkan ancaman kekerasannya jauh lebih serius dari kasus Elina.
Seorang pria membawa senjata palu dan menerobos rumah ketua DPR Amerika Nancy Pelosi di San Fransisco, dan menyerang Paul Pelosi, suami Bu Nancy.
Pria itu menyandera Paul Pelosi dan menyerangnya dengan palu. Pelosi mengalami luka di kepala dan tangan akibat berduel dengan penyerangnya.
Serangan itu jauh lebih serius dan mengancam nyawa ketimbang serangan Siti Elina.
Untungnya si penyerang hanya bersenjata palu. Kalau dia membawa pistol seperti Elina nyawa Paul Pelosi bisa melayang.
Pistol dan senjata api menjadi barang dagangan yang bisa dibeli dengan mudah di Amerika.
Amerika kontan gempar. Peristiwa ini terjadi hanya seminggu menjelang pemilu sela atau by election di Amerika.
Pada pemilu sela kali ini dua partai besar Demokrat dan Republik bersaing keras dan ketat. Biasanya memang seperti itu.
Akan tetapi, kali ini lebih keras dan ketat karena mantan presiden Donald Trump masih tetap aktif bergerak dan terus-menerus menyerang Presiden Joe Biden.
Dari pengembangan Densus ternyata Elina bukan lone wolf, karena ada keterlibatan suaminya dalam kasus ini.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Jenderal Sigit Pastikan Kesiapan Polri Jelang Pilkada Serentak 2024
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Kompolnas Temukan Fakta Ini di Lokasi
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'