Elina dan Pelosi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Elina dan Pelosi
Perempuan bercadar membawa senjata api di depan Istana Negara. Dok: akun Twitter @tukangrosok__

Trump sangat mungkin akan kembali maju di Pilpres Amerika 2024 mendatang untuk melakukan revans atas kekalahannya dari Biden.

Di Amerika pun sekarang musim tahun politik, dan karenanya kekerasan yang dialami oleh Paul Pelosi dianggap sebagai dampak dari tahun politik itu.

Pemerintah Amerika mengeluarkan surat edaran kepada seluruh aparat keamanan agar meningkatkan kewaspadaannya menjelang pemilu sela ini. Penyerangan terhadap Paul Pelosi dianggap sebagai alarm bahaya.

Paul Pelosi, 82 tahun, saat ini sedang memulihkan diri dari operasi. Ia menderita tulang tengkorak retak dan beberapa luka serius di lengan dan tangan kanan.

Tersangka, seorang pria yang berusia 42 tahun, yang dikenal sebagai kelompok kanan yang gencar melakukan kampanye anti-semit. Kelompok ini dikaitkan dengan faksi garis keras Partai Republik.

Kepala Polisi San Fransico mengatakan petugas merespons panggilan telepon pada pukul 02.27 waktu setempat pada Jumat dini hari.

Mereka menemukan Paul Pelosi dan penyerangnya yang bernama David DePape, bergelut memperebutkan sebuah palu.

Penyerang merebut palu itu dari Pelosi dan menggunakannya untuk memukul Pelosi.
Berbagai ancaman ini menjadi pertanda bahaya yang menghadang sebelum Partai Demokrat dan Republik bertarung dalam pemilihan umum paruh waktu, yang akan menentukan partai mana yang berkuasa di Kongres tahun depan, sebuah momen penting dalam sejarah AS.

Dari pengembangan Densus ternyata Elina bukan lone wolf, karena ada keterlibatan suaminya dalam kasus ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News