Elite Hong Kong Ikut Menolak RUU Ekstradisi
jpnn.com, HONG KONG - Chief Executive Hong Kong Carrie Lam mendapat tekanan ganda. Yaitu, dari massa yang menentang RUU ekstradisi dan orang-orang terdekatnya. Kini sekutunya meminta Lam untuk berpikir ulang tentang keputusannya melanjutkan pembahasan RUU yang menuai kontroversi tersebut. Sebab, situasi masih memanas.
"Secara personal saya melihat bahwa tidak mungkin untuk mendiskusikannya ketika ada begitu banyak konflik di berbagai sisi. Ini sangat sulit," ujar Bernard Chan kepada radio RTHK.
BACA JUGA: Demonstrasi Lumpuhkan Hong Kong
Chan adalah anggota Dewan Eksekutif sekaligus penasihat Lam. Dia berharap keputusan Lam tidak memicu peningkatan perlawanan dari rakyat. Chan tidak menyarankan untuk menarik RUU ekstradisi. Hanya menunda pembahasannya.
Hal senada diungkapkan legislator pro-Beijing Michael Tien. Dia secara terbuka meminta Lam untuk menunda RUU ekstradisi tersebut. Menurut Tien, mengubah keputusan justru akan menambah poin positif untuk Lam, bukannya mengurangi.
Salah satu pemicu RUU ekstradisi itu adalah kasus pembunuhan yang dilakukan Chan Tong-kai. Dia membunuh pacarnya yang tengah hamil, Poon Hiu-wing, saat mereka tengah berlibur di Taiwan. Pasca pembunuhan, dia kembali pulang ke Hong Kong. Pemerintah Taiwan tidak bisa meminta Chan untuk diekstradisi karena tidak memiliki perjanjian dengan Hong Kong. (sha/c10/dos)
Chief Executive Hongkong Carrie Lam mendapat tekanan ganda. Yaitu, dari massa yang menentang RUU ekstradisi dan orang-orang terdekatnya
Redaktur & Reporter : Adil
- Wanita Global
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Seorang PMI jadi Korban Pembunuhan di Hong Kong, Terduga Pelaku Sudah Ditahan
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun