Elpiji 12 Kg Mulai Langka di Bogor
Sabtu, 02 Maret 2013 – 00:19 WIB
CITEUREUP - Rencana PT Pertamina menaikkan gas elpiji ukuran 12 kilogram sebesar Rp 25.400 ribu per tabung pada pertengahan Maret, membuat resah masyarakat. Pasalnya, konsumen harus mengeluarkan uang lebih banyak apabila membeli gas elpiji ukuran 12 kg, yang harganya naik dari Rp 70.200 ribu, menjadi Rp 95.600 per tabung. Hal senada diungkapkan Saipul (40), pedagang tabung eceran yang berlokasi di Jalan HE Sukma KM 2. Walaupun tak termasuk barang yang disubsidi pemerintah, katanya, namun rencana kenaikan harga tabung elpiji ukuran 12 kg akan berdampak terhadap pendapatan pedagang. "Yah kalau mengalami kenaikan, sudah pasti pembeli akan menurun sehingga pendapatan kami akan mengalami penurunan," keluhnya.
Bahkan, kendati belum resmi mengalami kenaikan namun di pasaran gas elpiji ukuran 12 kg mulai langka. "Saya terpaksa menaikan harga elpiji 12 kg, karena pasokannya mengalami penurunan sedangkan permintaan tinggi," ujar Khiruddin (42), salah seorang pengecer di Jalan KR Moh Toha-Ciawi seperti dilansir Radar Bogor.
Ia mengaku, biasanya gas ukuran 12 kg dijual Rp 80 ribu namun setelah ada kabar akan terjadi kenaikan, harganya menjadi Rp 85 ribu hingga Rp 87 ribu. Ia menduga, kenaikan harga dipicu karena ulah agen utama yang membatasi pasokan pengiriman. "Biasanya setiap dua hari, saya dipasok agen sebanyak 22 tabung sekarang hanya dikirim 5 hingga 7 tabung saja," imbuhnya.
Baca Juga:
CITEUREUP - Rencana PT Pertamina menaikkan gas elpiji ukuran 12 kilogram sebesar Rp 25.400 ribu per tabung pada pertengahan Maret, membuat resah
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS