ELT SSJ 100 Kuno
Tidak Terdeteksi Radar, Bikin Lama Pencarian
Selasa, 15 Mei 2012 – 06:15 WIB
JAKARTA - Klaim Sukhoi Civil Aircraft Corporation, perusahaan yang membangun Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 bahwa pesawatnya menggunakan teknologi terkini patut dipertanyakan. Buktinya Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat nahas tersebut menggunakan frekuensi lama. Akibatnya jelas, pesawat tersebut jadi lebih lama ditemukan.
Kepastian itu disampaikan oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi usai mengevakuasi alat tersebut dari jurang jatuhnya SSJ 100. Setelah di cek, ternyata ELT tersebut masih menggunakan model lama dengan frekuensi di kanal 121.5/243 MHz sedangkan yang terbaru frekuensinya berjalan di 406 MHz.
Baca Juga:
"Padahal, Indonesia sudah pakai frekuensi terbaru," ujar Tatang. Perbedaan frekuensi itulah yang membuat alat tersebut lantas tidak berfungsi dengan baik. Terlebih, posisi jatuhnya bangkai pesawat di dalam jurang membuat sinyal di frekuensi lama tidak bisa keluar.
Itulah kenapa, saat menerima kabar SSJ 100 hilang kontak tim pencari tidak bisa segera menemukan bangkai pesawat. Pola pencarian dilakukan dengan cara yang lebih luas, yakni menyisir lokasi disekitar kontak terakhir dengan ATC Atang Sandjaja. Basarnas saat itu juga heran kenapa ELT tidak terdeteksi.
JAKARTA - Klaim Sukhoi Civil Aircraft Corporation, perusahaan yang membangun Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 bahwa pesawatnya menggunakan teknologi terkini
BERITA TERKAIT
- Prakiraan Cuaca Hari Ini, Hujan Berpotensi Mengguyur Sebagian Besar Wilayah
- Info Penting untuk Honorer Lulus PPPK 2024, Oh Bikin Lega
- 5 Berita Terpopuler: Kapan Pengangkatan Honorer Dimulai? R1 Mendesak Optimalisasi PPPK Tahap 2, Sabar ya, Jangan Galau
- 3 Tuntutan Demo Honorer Senin terkait PPPK 2024 dan Jumlah Massa
- Menteri KKP Diminta Selesaikan Dualisme Kepengurusan HNSI
- BP Taskin Terima Delegasi UN-SDSN BP, Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan