Emak-Emak jadi Buronan, Tak Berdaya saat Dijemput Jaksa
jpnn.com, JAMBI - Tim tangkap buronoan (Tabur) Kejati Jambi bersama Kejagung menangkap Viyoshi A Febriyanto (55) seorang ibu rumah tangga yang selama ini buronan dan DPO Kejaksaan.
Viyoshi terjerat dalam kasus tindak pidana penipuan bisnis bahan bakar minyak (BBM) dengan putusan Mahkamah Agung satu tahun penjara.
Kasi Penkum Kejati Jambi Lexy Fatharany mengatakan penangkapan Viyoshi dilakukan pada Selasa (13/4) pukul 09.00 WIB. Viyoshi dijemput di kediamannya Perumahan Bintaro Jaya, Sektor 2 Tangerang.
Penangkapan dilakukan setelah mendapatkan informasi keberadaan terpidana tersebut yang selama ini hidup berpindah pindah dari satu kota ke kota lainnya.
Viyoshi dihukum berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 1671 K/Pid/2013 tanggal 26 Februari 2014 yang dihukum karena terbukti bersalah melakukan penipuan dengan pidana penjara satu tahun penjara dikurangi lamanya terdakwa dalam tahanan.
Penangkapan dilakukan Tim Tabur setelah mengetahui posisi terpidana berada di sekitar Perumahan Bintaro Jaya Sektor 2 Tangerang, dan saat ditangkap tidak ada perlawanan oleh terpidana maupun keluarga sehingga tim langsung membawanya ke fasilitas medis untuk dicek kesehatannya guna dititipkan sementara di Rutan Kejagung cabang Kejari Jakarta Selatan.
Terpidana dalam kasusnya sempat dihukum bebas oleh hakim Pengadilan Negeri Jambi namun jaksa melakukan kasasi ke Mahkamah Agung dan akhirnya dihukum satu tahun penjara dan harus menjalani pidana.
Dalam kasus ini, terpidana Viyoshi yang mengakui sebagai Direktur CV Variasi Utama pada Desember 2011 bertempat di rumahnya Jl Catelya I No 1, Sungai Putri Kota Jambi, melakukan tipu muslihat supaya menggerakan orang lain memberi barang sesuatu kepadanya.
Kejaksaan Agung mengejar emak-emak buronan kasus penipuan BBM yang selama ini kabur.
- Ibunda Ronald Tannur Jadi Tersangka Suap, Begini Perannya
- Polisi Tangkap Buronan Asal Bima NTB
- Begini Cara Kitabisa Dukung Emak-Emak Kelola Keuangan, Simak
- Tom Lembong Diduga Korupsi dari 2015-2023, Padahal Hanya Menjabat Mendag Sampai 2016
- Kejagung Gulung Ronald Tannur di Surabaya
- Urgensi Pengawasan Terhadap Sistem Peradilan Dalam Rangka Transformasi Independensi Hakim yang Tepercaya